Popular Posts
- SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL
- KOLONIALISASI BANGSA EROPA DI AMERIKA
- TEUKU UMAR, BERDARAH MINANG KAH? ATAU BERDARAH ACEH?
- Temu ramah dengan Teuku Raja Tani Angsa di gunong kong
- PERANAN CHE GUEVARA DALAM PERJUANGAN MELAWAN OTORITER KUBA
- sistematika filsafat
- KEKUATAN- KEKUATAN SEJARAH
- PERANAN WANITA JAMAN DAHULU DAN ERA GLOBALISASI
- TINJAUAN KRITIS QANUN MEUKUTA ALAM
- SEJARAH ADAT PERKAWINAN ORANG ACEH
Blogger templates
Blogger news
Mengenai Saya
Pengikut
Total Tayangan Halaman
KPESN. Diberdayakan oleh Blogger.
Jumat, 11 Januari 2013
SEPENGGAL KISAH ANTARA MUAMMAR
KHADAFI DENGAN ACEH Tertembaknya mantan pemimpin Libya Muammar Khadafi
meninggalkan duka bagi sebagian orang Aceh. Setidaknya, itulah yang dirasakan
Ligadinsyah, mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang pernah kuliah,
sekaligus ikut pelatihan militer di kamp Tajura, Libya. Bagi Liga, tanpa
Khadafi, tak pernah ada angkatan perang GAM. Bahkan, sebagian anggota GAM
pernah jadi pengawal Khadafi. Dua tahun di Libya, meninggalkan kenangan
mendalam bagi Ligadinsyah. Liga yang ketika itu masih berusia 24 tahun terpilih
sebagai salah satu dari lima pemuda Aceh yang mendapat beasiswa kuliah di Al
Fatah University, Tripoli, tahun 1986. Dia mengambil jurusan bahasa Arab.
"Kami kuliah di sana atas rekomendasi almarhum Teungku Hasan Tiro,"
kata Liga yang kini berusia 48 tahun kepada The Atjeh Post, Jumat (21/10).
Menurut Ligadinsyah, tak lama setelah dia ke Libya, barulah gelombang pemuda
Aceh lainnya dikirim ke sana untuk ikut pelatihan militer. "Tahun 1987,
saya dipercaya sebagai penerjemah untuk kawan-kawan dalam latihan militer. Saat
libur kuliah, saya juga ikut bergabung dalam pelatihan militer,"
kenangnya. Meski pemberontakan GAM dimulai tahun 1977, pendidikan militer
secara besar-besaran memang baru dimulai pada 1986-1990. Maka tumpah ruahlah
sekitar seribuan pemuda Aceh ke Libya. Mereka dikirim dalam tiga gelombang.
Alumni Libya inilah yang kemudian menjadi tulang punggung pergerakan GAM.
Bahkan, Muzakir Manaf, mantan Panglima GAM yang kini menjadi ketua Partai Aceh
adalah mantan alumni Libya. Terletak sekitar 10 kilometer dari pusat kota
Tripoli dan berada di pinggir laut, kamp Tajura adalah salah satu kamp
pelatihan yang diperuntukkan bagi kelompok 'bermasalah' dengan negaranya. Kata
Lingga, Khadafi menyebutnya: pelatihan untuk orang-orang tertindas dan
terzalimi di negaranya. "Setahu saya, dananya dari anggaran belanja resmi
Libya. Khadafi bilang itu bantuan resmi untuk orang-orang yang terzalimi di
negaranya," kata Liga. Selain dari Aceh, kata Lingga, pelatihan militer
itu diikuti 'pemberontak' dari Pattani (Thailand), Moro (Philipina), Amerika Latin
dan Afrika. Sejauhmana kedekatan Hasan Tiro dengan Khadafi? Menurut
Ligadinsyah, hubungan keduanya cukup dekat. Bahkan, Hasan Tiro dipercaya
sebagai ketua Makbatabah Al Alami, sebuah lembaga nonstruktural yang menjadi
penasehat politik Khadafi. Selain itu, Tiro juga didaulat menjadi President
COmmittee peserta pelatihan militer, membawahi peserta dari negara-negara lain.
"Tingkat kepercayaannya kepada Teungku Hasan sangat tinggi. Teungku Hasan
juga cukup populer di kalangan tangan kanan Khadafi," kata Ligadinsyah.
Ligadinsyah juga masih ingat benar, sejumlah lulusan terbaik GAM di Tanjura
pernah menjadi pengawal pribadi di ring satu Khadafi. Baginya, Libya dan
Khadafi adalah cikal bakal angkatan perang Aceh Merdeka."Kalau Indonesia
standar militernya Amerika, angkatan perang GAM dulu kiblatnya ke Libya."
Sederet kenangan dan hubungan itulah yang membuat Ligadinsyah merasa terenyuh
ketika di televisi, ia melihat Khadafi tewas dan diperlakukan tidak manusiawi
pada Kamis (20/10) pagi. "Secara pribadi saya sedih juga dan tidak simpati
kepada tindakan-tindakan kekerasan seprti itu. Apapun cerita, dia pemimpin yang
pernah membebaskan Libya dari tirani Raja Idris itu dan pemimpin yang disegani
di negara-negara Arab. Harusnya dia diperlakukan lebih manusiawi," ujarnya.
Kini, Khadafi dan Hasan Tiro telah tiada. Mereka pergi dengan meninggalkan
jejak sejarah antara Aceh dan Libya.[] Penulis : Yuswardi A Suud Sumber :
AtjehPost
Label:
SEJARAH ACEH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar