RIZKI RASNAWI

Facebook

Blogger templates

Blogger news

Blog Archive

Pengikut

Total Tayangan Halaman

KPESN. Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 24 Januari 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kajian tentang perang sejak tahun 1945 banyak mengungkap tipe dan bentuk konflik yang berbed-beda. Penyebabnya tidak dapat diuraikan secara sederhana, dan hasilnya sering tidak dapat dimaknai dengan penjelasan sederhana tentang arti kemenangan dan kekalahan. Kondisi historis yang kompleks negara-negara di dunia telah menciptakan konfrontasi-konfrontasi kekerasan yang berkembang menjadi pemberontakan yang memaksakan perubahan terhadap “status quo”.
Menyerah tanpa syarat sering menjadi jalan untuk “menghentikan permusuhan” tanpa ada satu pun pihak yang jelas mendapatkan kemenangan. Berbagai perang juga memunculkan pemimpin yang tidak konvensional (tidak biasa) bila dibandingkan dengan para pemimpin militer tradisional dalam konflik-konflik konvensional sebelumnya di era modern. Mao Tse Tung, Ho Chi Minh, dan Fidel Castro meraih kemenangan tanpa menggunakan manuver-manuver taktis yang dibakukan, senjata canggih maupun organisasi militer konvensional.
Sedangkan Che Guevara memiliki pencapaian yang sangat jauh dibawah ketiga orang tersebut di atas. Akan tetapi dia memiliki posisi sebagai salah satu dari pemimpin revolusioner yang utama pada zaman sekarang. Kemansyhuran Che Guevara sebagai seorang pemimpin revolusioner berasal dari apa yang dia “perjuangkan”, kesediaannya untuk memberikan contoh dalam mengadakan pemberontakan sosial.
Che Guevara menggunakan taktik perang gerilya, sebagai sebuah mekanisme reformasi dan alat utama pemberontak, perang gerilya telah ada seiring dengan perjalanan panjang sejarah. Perang gerilya sebagaimana bentuk peperangan lainnya diatur dengan seperangkat prinsip yang harus dipatuhi jika ingin berhasil dijalankan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana gambaran umum biografi Che Guevara?
2.      Apa latar belakang Che Guevara melawan penguasa otoriter di Kuba?
3.      Bagaimana peranan Che Guevara dalam melawan penguasa otoriter di Kuba?
4.      Bagaimana proses berakhirnya peranan Che Guevara dalam pemerintahan di Kuba?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui gambaran umum biografi Che Guevara.
2.      Agar dapat mengetahui latar belakang Che Guevara melawan penguasa otoriter di Kuba.
3.      Agar mengetahui peranan Che Guevara dalam melawan penguasa otoriter di Kuba.
4.      Agar dapat mengetahui proses berakhirnya peranan Che Guevara dalam pemerintahan di Kuba.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Gambaran Umum Biografi Che Guevara
Ernesto Che Guevara dilahirkan pada tanggal 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina. Dan ia meninggal di Vallegrande 9 Oktober 1967  di eksekusi setelah tertangkap tentara Bolivia. Che Guevara adalah anak pertama dari lima bersaudara. Dia memiliki garis keturunan dari aristokrat Spanyol yang menjadi perwakilan raja di River Plate: orang Argentina itu sama dengan memiliki leluhur yang bertempat tinggal di Plymouth Rock.
Ayahnya bernama Ernesto Rafael Guevara Lynch (memiliki garis keturunan maternal dari Irlandia), adalah seorang wirausahawan ulet yang sering berganti usaha sampai akhirnya menjalankan usaha tetap di bidang konstruksi bangunan. Sedangkan ibunya bernama Celia de la Serna Guevara, adalah seorang aktivis yang sangat giat dalam gerakan kiri di Amerika Latin dan orang yang sangat memenagaruhi orientasi politik Che Guevara.
Kedua orangtua Che Guevara adalah pejuang kemerdekaan anti-fasis yang sangat loyal dan memiliki sikap egalitarian sangat kuat yang kemudian mereka tanamkan pada diri anak mereka. Rumah  mereka memiliki perpustakaan yang terdiri dari 3000 lebih koleksi buku, dan Che Guevara yang menderita penyakit asma berat, ia sering menghabiskan masa-masa penyembuhannya dengan menbaca sejarah Amerika Latin dan berdiskusi tentang masalah-masalah sosial dan politik Argentina dengan ayahnya.
Tahun 1930 keluarga Guevara pindah ke Cordoba, sebuah kota universitas kecil, setelah sempat tinggal beberapa tahun di Buenos Aires, dimana ayah Che Guevara tidak berhasil menjalankan sebuah bisnis konstruksi kapal di sana. Sebagai konsekuensi pergaulannya yang erat dengan kaum kiri, jalan hidup revolusioner Che Guevara memang telah ditakdirkan. Di sekolah menengah, Che Guevara bergabung dengan “Partido Union Democratica” dan “Comando Civico Revolucionario Monteagudo” yang merupakan kelompok-kelompok pemuda nasionalis yang keanggotaannya tersebut sering membuatnya terlibat perkelahian jalanan dengan para pemuda pandukung presiden Juan Peron.
Dibawah pemerintahan Peron, perbedaan sosial dan ekonomi dalam masyarakat Argentina semakin parah. Dan diperparah lagi lagi dengan keadaan ekonomi yang tidak stabildan polarisasi politik yang kuat dalam kelompok-kelompok yang pro dan anti Peron. Che Guevara meninggalkan Cordoba saat berusia 19 tahun, untuk mengikuti studi pramedis di University of Buenos Aires.
Tahun 1952 Che Guevara meninggalkan sekolah selama beberapa bulan untuk melakukan perjalanan keliling Amerika Latin. Dengan perjalanannya tersebut pengamatan Che Guevara semakin menguatkan keyakinannya bahwa golongan penguasa telah mengeksploitasi kaum miskin. Pada titik inilah Che Guevara memutuskan untuk membatalkan rencana berakrir di bidang kedokteran dan ia memilih mewujudkan perubahan revolusioner.
Tahun 1954 Che Guevara berkunjung ke Guatemala bahkan dalam kata-katanya sendiri ia mengatakan bahwa “aku dilahirkan di Argentina, aku berperang di Kuba, dan aku mulai menjadi seorang revolusioner di Guatemala”. Dan setelah di Guatemala, Che Guevara menaiki kereta api dan menuju Kota Mexico, ia tiba di Mexico pada tanggal 21 September 1954. Pengalamannya di Guatemala meyakinkan Che Guevara bahwa janji dan slogan partai tidaklah cukup untuk menjalankan perubahan sosial. Menurutnya cara yang benar untuk melawan imperialisme dan tirani adalah melalui pemberontakan bersenjata.
B.     Latar Belakang Che Guevara Melawan Penguasa Otoriter di Kuba
Kebutuhan paling utama dalam masyarakat adalah keadilan, yaitu jaminan bahwa hukum yang dirancang untuk menghilangkan konflik dan kompetisi dalam aktivitas manusia yang telah disepakati tidak akan dilanggar hanya karena seseorang telah mendapatkan keuntungan yang lebih atas orang lain. Jika prinsip dasar ini dilanggar, maka keinginan atas kebebasan, eksistensi diri dan kebahagiaan akan menyebabkan anggota-anggota dan mengarahkan tindakan agresif mereka terhadap pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab terhadap keadaan mereka.
Masyarakat yang dipenuhi dengan eksploitasi manusia, korupsi, kesenjangan ekonomi, dan ketidakadilan sosial tidak akan bisa bertahan dan ditakdirkan untuk digulingkan oleh rakyat yang tertindas. Jika pemerintah gagal menjamin hak asasi warga negaranya atas hidup, kebebasan, dan mewujudkan kebahagiaan, atau gagal mewujudkan prinsip bahwa semua orang diciptakan sederajat dan diperlakukan secara adil, maka “Hak rakyat untuk mengganti atau mengakhiri sebuah pemerintahan” baik dengan cara damai maupun dengan kekerasan.
Dinegara-negara berkembang, bentuk kekerasan paling umum yang digunakan untuk mengganti rezim dan institusi politik yang berusaha melanggengkan kekuasaannya adalah dengan perang gerilya revolusioner, maka kekerasan massa biasanya menjadi satu-satunya jalan untuk mengantikan pemerintahan status quo. Akar penyebab terjadinya perang gerilya adalah adanya ketidakadilan nyata yang dirasakan masyarakat dimana sejumlah besar penduduknya memutuskan untuk tidak mengakui kewenangan pemerintah yang sah dalam menjalankan negara. Begitu juga pemberontakan yang dilakukan oleh Che Guevara.
Che Guevara sebagai seorang masyarakat biasa tidak kuasa melihat kekerasan dan penindasan yang dialami oleh penduduk Kuba atas tindakan pemerintah. Maka karena hal itulah Che Guevara ingin menggulingkan pemerintahan yang sedang berkuasa saat itu yaitu pemerintahan Batista. Dan usaha itu berhasil dilakukan oleh Che Guevara dengan perang gerilya dan hal itu juga diperoleh berkat peran dari Fidel Castro dalam bekerjasama untuk menggulingkan pemerintahan Batista.
C.    Peranan Che Guevara dalam Melawan Penguasa Otoriter di Kuba
Setelah Che Guevara mendapat pekerjaan sebagai dokter, melalui salah satu pasiennya ia bertemu dengan Fidel Castro pada bulan Juli 1955 di sebuah apartemen kecil di Calle Emparan 49 (yang nantinya terkenal sebagai markas umum Revolusi Kuba), kemudian Che Guevara dengan penuh semangat bergabung dengan gerakan revolusioner Fidel Castro sebagai dokter. Che Guevara berlatih di kelompok Castro dengan Kolonel Alberto Bayo, pelatihan yang diajarkannya yaitu taktik perang gerilya, dan keahlian menembak.
Pada tahun 26 Juli 1953 Fidel Castro memimpin penyerangan pada Barak Militer Moncada di Santiago du Cuba, dalam sebuah usaha untuk menumbangkan rezim presiden Fulgencio Batista, namun pasukannya dikalahkan dengan cepat oleh pasukan pemerintah yang paham tentang rencana yang dibuat Castro. Ia pun dihukum 15 tahun penjara, namun secara ajaib dibebaskan melalui sebuah ketetapan amnesti umum untuk para tahanan politik tahun 1955. Disana castro dipertemukan dengan Che Guevara. Setelah bebas Castro pindah ke Mexico dan dia berencana kembali ke Havana dengan para ekspatriat dan pemimpin oposisi Kuba.
Pada tanggal 25 November 1956 sekitar 82 orang meninggalkan Tuxpan di pantai timur Mexico dengan menaiki kapal layar Granma menuju Orienta, sebuah provinsi di Kuba dimana Castro dilahirkan. Diantara para pengikutnya tersebut, terdapat sahabat kepercayaannya yaitu Che Guevara yang menjadi salah satu tim dokter. Perjalanan yang sulit dengan sebuah kapal yang didesain hanya bisa mengangkut 20 orang, harus menghadapi cuaca buruk di laut namun akhirnya mendarat di pantai tenggara Kuba dekat Pegunungan Sierra Maestra pada tanggal 2 Desember 1956.
Keterlibatan awal Che Guevara dalam pertempuran juga untuk menguji kekerasan hatinya dengan kesengsaraan yang sangat berat. Karena kombinasi pengkhianatan dan kesalahan fatal, pasukan gerilya Castro menemui bencana pada saat mendarat di Kuba. Mereka dikepung oleh tentara Batista. Kelompok yang awalnya terdiri dari 82 orang secara keji dibantai hingga tinggal 15 orang. Che Guevara sendiri menderita luka-luka ringan selama pertempuran tapi berhasil bertahan dengan mereka yang tersisa. Dengan kelompok kecil ini Castro mendirikan pusat operasi di pegunungan Sierra Maestra. Dan pasukan Castro melancarkan serangan-serangan kecil dan terbatas melawan angkatan darat Batista.
Mereka mendapatkan kemenangan besar pertamanya pada tanggal 17 Januari 1957 dan berhasil menguasai sebuah pos angkatan darat di mulut sungai Plate (Plate River). Saat itu mereka berjumlah sekitar 17 orang menyerang pos yang berisi 15 tentara pemerintah pada pukul 02.40 pagi. Dalam satu jam pertempuran tersebut berakhir, tanpa mengalami kerugian apapun kelompok Castro berhasil membunuh dua tentara pemerintah, melukai lima orang dan menawan tiga prajurit, dan juga menguasai sebuah gudang senjata, amunisi, dan bahan makanan.
Seiring meluasnya berita kemenangan itu, pasukan Castro mulai berkembang besar dengan adanya anggota baru. Dengan menjalankan taktik perang gerilya “hit and run”, para pemberontak mengecoh dan mengalahkan tentara Batista di seluruh wilayah provinsi Orienta.dan dikota-kota seluruh negeri terdapat sebuah gerakan besar bawah tanah yang menjalankan aksi-aksi sabotase untuk menjungkalkan pemerintah. Para pemimpin partai oposisi utama Kuba bertemu di Caracas, Venezuela, dan menandatangani sebuah deklarasi yang mendukung adanya kelompok Castro. Castro juga mendapatkan dukungan yang sangat luas dari para petani dan kaum urban kelas menengah di Kuba. Dan dukungan yang sangat kuat juga di dapat secara diam-diam dari sejumlah besar pihak angkatan darat Kuba yang membenci pertaturan diktator dan pemerintahan korup Batista.
Saat pertama melakukan penyerangan ke Kuba, Che Guevara memutuskan dalam hatinya peran apa yang hendak ia jalankan dalam revolusi Kuba, sebagai dokter atau prajurit tempur. Dan ketika melarikan diri dengan teman-temannya yang tersisa, Che Guevara terpaksa mengambil sebuah pilihan simbolis, antara dedikasi pada kedokteran dan tugas sebagai seorang prajurit revolusioner, dan ia memutuskan untuk memilih sebagai seorang prajurit revolusioner.
Kemenangan yang diperoleh Fidel castro tentu tidak dapat dilepaskan dari peran Che Guevara yang sangat menonjol dalam pertempuran-pertempuran revolusi dan dalam kepemimpinan perang yang hebat. Fidel Castro mulai memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada Che Guevara, yaitu pada bulan Maret 1957 Che Guevara di tunjuk sebagai Mayor yang memberikan komando atas sebuah pasukan yang terdiri dari 150 orang. Dan Pada Juli 1957, Che Guevara diangkat menjadi “Commandante”, pangkat tertinggi dalam pasukan pemberontak, dan diserahi komando atas pasukan lapis dua pasukan gerilya. Hingga kemudian dia pun bersama dengan Fidel Castro dan Raul Castro menjadi salah satu pemimpin utama gerakan revolusi.
Che Guevara menunjukkan kepandaiannya dalam menjalankan perang gerilya dengan menyerang berbagai jalur komunikasi kunci dan mengadakan tekanan terus-menerus pada musuh serta secara cerdik menentukan kapan menyerang dan kapan mundur. Pada bulan Agustus 1958 Fidel memerintahkan pasukan Che Guevara untuk meninggalkan tempat perlindungan di Sierra Maestra dan memegang pemerintahan di provinsi pusat di Las Villas. Sepanjang perjalanan lebih dari 350 mil melewati wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah, pasukan Che Guevara memenangkan beberapa pertempuran dan yang paling penting saat terjadi di ibu kota provinsi Santa Clara dalam bulan Desember.
Pasukan Che Guevara juga diperkuat dengan sebuah pasukan tambahan pimpinan Camilo Cienfugosyang mengambil alih kota dan memusnahkan pasukan Batista diwilayah tersebut. Mendengar kekalahan itu, presiden Batista melarikan diri dari negara tersebut pada tanggal 1 Januari 1959. Tanggal 3 Januari pasukan Che Guevara dan Camilo memasuki Havana dan mengambil alih kendali kekuasaan kota dengan sedikit perlawanan dari pasukan pemerintah. Tanggal 2 Januari 1959 Fidel Castro menunjuk Che Guevara menjadi komandan di La Cabana Fortress untuk mengawasi pelabuhan Havana. Ini merupakan sebuah jabatan militer murni yang dijalani oleh Che Guevara selama delapan bulan.
Pasukan Che Guevara menghadapi pertempuran revolusi terakhir dan menentukan di Santa Clara di pusat Kuba. Kota tersebut jatuh ke tangan Che Guevara pada tahun baru 1959. Dan Pada tahun ini juga, setelah Che Guevara mendapatkan kejayaan di Havana, ia mengawasi pembersihan tak kenal ampun dalam tentara Kuba yang di anggap turut andil dalam penindasan terhadap rakyat seperti halnya dengan tentara Guatemala yang gagal dalam mempertahankan negaranya melawan agresi imperialis. “Gerakan 26 Juli” memberi Che Guevara pemahaman yang lebih maju tentang perang gerilya.
Pada usia 32 tahun, Che Guevara menjadi salah satu penasihat utama Castro dalam segala hal yang berkenaan dengan arah gerakan revolusioner Kuba. Bulan Oktober 1959, setelah terjadi banyak pengunduran diri dari beberapa menteri penting di kabinet yang kecewa dengan orientasi aliran kiri dan ideologi komunis Castro, ia menunjuk Che Guevara sebagai direktur Departemen Industrial pada National Institute of Agrarian Reform (INRA). Satu bulan kemudian, Che Guevara juga diserahi tugas sebagai presiden National Bank of Cuba.
Dengan tanggung jawab yang diberikan Castro tersebut, Che Guevara memiliki kekuasaan yang sangat besar dalam rezim Castro. Ia mempunyai tanggung jawab dalam membuat kebijakan besar dalam bidang agrikultur, industri, dan keuangan. Salah satu dari program pertamanya adalah mengatur nasionalisasi perkebunan, memperluas tanah pertanian dan tanah hak milik, yang diyakini Che Guevara sebagai langkah pertama dalam revolusi agraria.
D.    Berakhirnya Peranan Che Guevara dalam Pemerintahan di Kuba
Pada tahun 1960, Che Guevara menandatangani perjanjian perdagangan penting dengan Uni Sovyet, Cina, dan sejumlah negara-negara Blok Timur. Ekonomi Kuba kemudian mengalami tekanan sangat berat karena boikot ekonomi yang dilancarkan Amerika sebagai balasan dari tindakan Castro dalam pengambilalihan terhadap aset-aset pertanian, manufaktur, dan kilang minyak milik perusahaan Anglo-Amerika. Walaupun Che Guevara bisa bekerjasama dengan dua pihak Sovyet dan Cina sekaligus, namun ia menganggap Sovyet bersifat imperialistis dan telah kehilangan semangat revolusionernya, sehingga Che Guevara menaruh rasa hormat yang besar terhadap Cina yang menyebarluaskan ajaran-ajaran ideologisnya dan secara aktif mendukung gerakan-gerakan revolusioner di seluruh wilayah Dunia Ketiga.
Tetapi hubungan Che guevara dengan Cina menimbulkan masalah besar bagi Castro yang lebih menyandarkan diri pada Sovyet untuk meyuplai sebagian besar bantuan ekonomi Kuba tetap berjalan dan mendukung negaranya secara militan. Sovyet dan kelompok komunis pro-moscow yang mendominasi rezim Castro memandang Che Guevara sebagai penganut radikal ajaran Mao yang bertujuan untuk mengobarkan revolusi di seluruh dunia tanpa memberi keuntungan bagi kepemimpinan partai.
Pertarungan ideologis yang terjadi antara Moscow dan Peking tentang bagaimana masalah sosialisme dunia menjadi maju yang mencurigai Sovyet, mempertahankan rasa tidak suka dengan Cina yang disebabkan karena Kuba sangat intens berhubungan dengan Moscow. Maka Che Guevara kecewa dengan langkah lamban birokrasi baru Kuba untuk membuat perubahan-perubahan revolusioner. Karena rasa kekecewaannya, Che Guevara berencana meninggalkan pemerintahan
Pada tahun 1965 setelah berhasil meyakinkan Fidel Castro, Che Guevara membawa serta 125 orang Kuba pergi ke Kongo dan melatih pejuang pemberontak garis kiri untuk menumbangkan rezim pro-Barat Presiden Moise Tshombe. Kemudian Che Guevara mudur dari jabatan-jabatan pemerintahan dan melepaskan kewarganegaraan Kuba pada musim semi 1965 untuk persiapan keterlibatan dirinya di Kongo. Keberadaan Che Guevara di Kongo berahkir pada bulan Maret 1966 ketika dia didesak kuat oleh Castro untuk kembali ke Kuba sebagai respon dari ketidaksenangan Uni Sovyet dengan aksi petualangan Che Guevara dan juga ancaman Cina untuk menarik dukungannya kepada kaum pemberontak Kongo jika meneruskan hubungan mereka dengan Kuba. Percekcokan ideologis tanpa henti antara Peking dan Moscow telah memecah belah kaum komunis di seluruh dunia.
Ketika Castro memilih untuk melanggengkan hubungannya dengan pihak Sovyet dengan tujuan untuk melindungi sumber bantuan luar negeri utamanya, maka bantuan militer Kuba kepada kaum pemberontak Kongo pun harus dihentikan. Setelah melakukan berbagai aksi berani di Kongo, Che Guevara saat kembali ke Kuba lebih banyak mengasingkan diri. Dan menjelang Oktober 1966, Che Guevara telah berada di Bolivia untuk menyusun sebuah pasukan inti perang gerilya agar bisa menjalankan cita-citanya mewujudkan revolusi kaum sosialis lintas benua di Amerika Latin.
Namun satu tahun kemudian di Bolivia pada 1967 mimpi itu pun berakhir, tubuh Che Guevara terkoyak-koyak senapan otomatis. Kekelahan Che Guevara merupakan akibat dari banyak faktor, yaitu:
1.      terlalu sedikitnya orang (pasukannya tidak pernah lebih dari 42 orang dan kebanyakan hanya 22 orang).
2.      terlalu sedikitnya waktu waktu untuk mempersiapkan pasukannya dalam menghadapi pertempuran (pasukan tersebut dibentuk bulan Desember dan menghadapi pertempuran pertamanya pada bulan Maret).
3.      terlalu banyaknya mata-mata di tengah anggotanya yang berasal dari daerah lokal yang mampu ai tarik.
4.      isolasi ketat terhadap markas pusatnya sehingga menghambat pasokan logistik.
5.      kesehatan Che Guevara yang memburuk.
6.      sikap Che Guevara yang memandang rendah kemampuan tentara Bolivia yang telah mendapat pelatihan anti-perang gerilya yang ekstensif dari pasukan khusus Amerika di Panama.
7.      kegagalan besar Che Guevara untuk memahami sejarah Bolivia serta munculnya sikap “Laissez Faire” (masa bodoh) pada rakyat Bolivia, yang lebih mementingkan mengurusi masalah hidup sehari-hari daripada memperjuangkan ideologi-ideologi revolusioner dan membahayakan.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ernesto Che Guevara adalah tokoh revolusioner kelahiran Argentina yang menjadi seorang tokoh utama dalam pemerintahan Fidel Castro. Dan ia juga memimpin pemberontakan di Bolivia. Che Guevera menempuh pendidikan tinggi di Universitas Buenos Aires tahun 1953 dan sebelum terjun sebagai gerilyawan, ia adalah seorang dokter di Argentina. Ia meninggalkan profesinya untuk memperjuangkan hak-hak kaum miskin terutama di Amerika Latin. Ia bergabung dengan Fidel Castro saat berada di pembuangan di Meksiko. Tahun 1956 bersama Castro dan beberapa tahanan lain melarikan diri dan menyeberangi Laut Karibia dengan perahu dan membawa misi penyerangan Kuba serta menjatuhkan kekuasaan diktaktor Batista.
Guevara berhasil mendarat di daerah rawa yang sangat ganas sehingga kehilangan banyak rekan-rekannya. Ia dan Castro serta beberapa orang yang selamat kemudian berhasil mencapai perbukitan Sierra Maestra. Ia kemudian menggalang kekuatan dan melakukan penyerangan terhadap pemerintah Kuba. Dengan modal keberanian, keterampilan, kekejaman dan taktik perang gerilya, Guevara dan Castro serta para gerilyawan berhasil memasuki Havana dan mengobarkan revolusi sosial di Kuba dan berhasil menumbangkan diktaktor Batista.
Ernesto Che Guevara meninggal dunia pada usia muda. Doktor dari Argentina ini, yang meninggalkan tanahair dan kerjayanya untuk menyertai Revolusi Kuba, dibunuh di sebuah kampung pergunungan di Bolivia sewaktu dia tercedera. Tarikh bulan itu adalah Oktober 1967, dan Ernesto Guevara belum berusia 40 tahun.
Ada tiga hal penting yang bisa diungkap dari revolusi Kuba, yaitu:
1.      Rakyat bisa menang dalam oerang melawan tentara.
2.      Masyarakat tidak perlu menunggu munculnya suatu keadaan revolusioner, karena hal ini dapat diciptakan.
3.      Di negara-negara terbelakang di wilayah pinggiran benua Amerika merupakan medan tempur terbaik untuk revolusi.
Che Guevara selalu mengutip perkataan Jose Marti bahwa “setiap manusia seharusnya merasakan sakit diwajahnya ketika ada orang lain yang mukanya di tampar”. Perjuangan untuk martabat ini adalah salah satu prinsip etis yang menimbulkan inspirasi untuk semua tindakannya, mulai dari pertempuran Santa Clara sampai perlawanan terakhir di pegunungan Bolivia. Walaupun keterlibatan Che Guevara dalam perjuangan-perjuangan pembebasan kaum kiri sangat memperkuat keyakinan revolusionernya, namun dasar orientasi politiknya sesungguhnya telah ditanamkan oleh orangtuanya sejak kecil. Dan Fidel Castro menunjukkan padanya cara mewujudkan keyakinan revolusioner itu.
B.     Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah yang sederhana ini dari para pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberikan   manfaat sekaligus menambah  wawasan terkait dengan “Peranan Che Guevara dalam Perjuangan Melawan Penguasa Otoriter di Kuba (Amerika Tengah)”. Mengingat betapa pentingnya peranan Che Guevara dalam perjuangannya, karena dengan mengetahui sejarah perjuangan Che Guevara, kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat tentang bagaimana perjalanan yang dilalui Che Guevara, sehingga bisa menjadi pengalaman bagi kita semua.
 DAFTAR PUSTAKA
Clark, Jackie, K. Selvage, Donald, R. 2004. Petualangan Che Guevara. Jogjakarta: Prismasophie.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

what