Popular Posts
- SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL
- KOLONIALISASI BANGSA EROPA DI AMERIKA
- TEUKU UMAR, BERDARAH MINANG KAH? ATAU BERDARAH ACEH?
- Temu ramah dengan Teuku Raja Tani Angsa di gunong kong
- PERANAN CHE GUEVARA DALAM PERJUANGAN MELAWAN OTORITER KUBA
- sistematika filsafat
- KEKUATAN- KEKUATAN SEJARAH
- PERANAN WANITA JAMAN DAHULU DAN ERA GLOBALISASI
- TINJAUAN KRITIS QANUN MEUKUTA ALAM
- SEJARAH ADAT PERKAWINAN ORANG ACEH
Blogger templates
Blogger news
Mengenai Saya
Pengikut
Total Tayangan Halaman
KPESN. Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 24 Januari 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kajian tentang perang sejak tahun 1945
banyak mengungkap tipe dan bentuk konflik yang berbed-beda. Penyebabnya tidak
dapat diuraikan secara sederhana, dan hasilnya sering tidak dapat dimaknai
dengan penjelasan sederhana tentang arti kemenangan dan kekalahan. Kondisi
historis yang kompleks negara-negara di dunia telah menciptakan
konfrontasi-konfrontasi kekerasan yang berkembang menjadi pemberontakan yang
memaksakan perubahan terhadap “status quo”.
Menyerah tanpa syarat sering menjadi
jalan untuk “menghentikan permusuhan” tanpa ada satu pun pihak yang jelas
mendapatkan kemenangan. Berbagai perang juga memunculkan pemimpin yang tidak
konvensional (tidak biasa) bila dibandingkan dengan para pemimpin militer
tradisional dalam konflik-konflik konvensional sebelumnya di era modern. Mao
Tse Tung, Ho Chi Minh, dan Fidel Castro meraih kemenangan tanpa menggunakan
manuver-manuver taktis yang dibakukan, senjata canggih maupun organisasi
militer konvensional.
Sedangkan Che Guevara memiliki
pencapaian yang sangat jauh dibawah ketiga orang tersebut di atas. Akan tetapi
dia memiliki posisi sebagai salah satu dari pemimpin revolusioner yang utama
pada zaman sekarang. Kemansyhuran Che Guevara sebagai seorang pemimpin
revolusioner berasal dari apa yang dia “perjuangkan”, kesediaannya untuk
memberikan contoh dalam mengadakan pemberontakan sosial.
Che Guevara menggunakan taktik perang
gerilya, sebagai sebuah mekanisme reformasi dan alat utama pemberontak, perang
gerilya telah ada seiring dengan perjalanan panjang sejarah. Perang gerilya
sebagaimana bentuk peperangan lainnya diatur dengan seperangkat prinsip yang
harus dipatuhi jika ingin berhasil dijalankan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
gambaran umum biografi Che Guevara?
2. Apa
latar belakang Che Guevara melawan penguasa otoriter di Kuba?
3. Bagaimana
peranan Che Guevara dalam melawan penguasa otoriter di Kuba?
4. Bagaimana
proses berakhirnya peranan Che Guevara dalam pemerintahan di Kuba?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui gambaran umum biografi Che Guevara.
2. Agar
dapat mengetahui latar belakang Che Guevara melawan penguasa otoriter di Kuba.
3. Agar
mengetahui peranan Che Guevara dalam melawan penguasa otoriter di Kuba.
4. Agar
dapat mengetahui proses berakhirnya peranan Che Guevara dalam pemerintahan di
Kuba.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gambaran
Umum Biografi Che Guevara
Ernesto Che
Guevara dilahirkan pada tanggal 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina. Dan ia meninggal
di Vallegrande 9 Oktober 1967 di eksekusi setelah tertangkap tentara
Bolivia. Che Guevara adalah anak pertama dari lima bersaudara.
Dia memiliki garis keturunan dari aristokrat Spanyol yang menjadi perwakilan
raja di River Plate: orang Argentina itu sama dengan memiliki leluhur yang
bertempat tinggal di Plymouth Rock.
Ayahnya
bernama Ernesto Rafael Guevara Lynch (memiliki garis keturunan maternal dari
Irlandia), adalah seorang wirausahawan ulet yang sering berganti usaha sampai
akhirnya menjalankan usaha tetap di bidang konstruksi bangunan. Sedangkan
ibunya bernama Celia de la Serna Guevara, adalah seorang aktivis yang sangat
giat dalam gerakan kiri di Amerika Latin dan orang yang sangat memenagaruhi
orientasi politik Che Guevara.
Kedua
orangtua Che Guevara adalah pejuang kemerdekaan anti-fasis yang sangat loyal
dan memiliki sikap egalitarian sangat kuat yang kemudian mereka tanamkan pada
diri anak mereka. Rumah mereka memiliki
perpustakaan yang terdiri dari 3000 lebih koleksi buku, dan Che Guevara yang
menderita penyakit asma berat, ia sering menghabiskan masa-masa penyembuhannya
dengan menbaca sejarah Amerika Latin dan berdiskusi tentang masalah-masalah
sosial dan politik Argentina dengan ayahnya.
Tahun 1930
keluarga Guevara pindah ke Cordoba, sebuah kota universitas kecil, setelah
sempat tinggal beberapa tahun di Buenos Aires, dimana ayah Che Guevara tidak
berhasil menjalankan sebuah bisnis konstruksi kapal di sana. Sebagai
konsekuensi pergaulannya yang erat dengan kaum kiri, jalan hidup revolusioner
Che Guevara memang telah ditakdirkan. Di sekolah menengah, Che Guevara
bergabung dengan “Partido Union Democratica” dan “Comando Civico Revolucionario
Monteagudo” yang merupakan kelompok-kelompok pemuda nasionalis yang
keanggotaannya tersebut sering membuatnya terlibat perkelahian jalanan dengan
para pemuda pandukung presiden Juan Peron.
Dibawah
pemerintahan Peron, perbedaan sosial dan ekonomi dalam masyarakat Argentina
semakin parah. Dan diperparah lagi lagi dengan keadaan ekonomi yang tidak
stabildan polarisasi politik yang kuat dalam kelompok-kelompok yang pro dan
anti Peron. Che Guevara meninggalkan Cordoba saat berusia 19 tahun, untuk
mengikuti studi pramedis di University of Buenos Aires.
Tahun 1952
Che Guevara meninggalkan sekolah selama beberapa bulan untuk melakukan
perjalanan keliling Amerika Latin. Dengan perjalanannya tersebut pengamatan Che
Guevara semakin menguatkan keyakinannya bahwa golongan penguasa telah
mengeksploitasi kaum miskin. Pada titik inilah Che Guevara memutuskan untuk
membatalkan rencana berakrir di bidang kedokteran dan ia memilih mewujudkan
perubahan revolusioner.
Tahun 1954 Che Guevara berkunjung ke
Guatemala bahkan dalam kata-katanya sendiri ia mengatakan bahwa “aku dilahirkan
di Argentina, aku berperang di Kuba, dan aku mulai menjadi seorang revolusioner
di Guatemala”. Dan setelah di Guatemala, Che Guevara menaiki kereta api dan
menuju Kota Mexico, ia tiba di Mexico pada tanggal 21 September 1954.
Pengalamannya di Guatemala meyakinkan Che Guevara bahwa janji dan slogan partai
tidaklah cukup untuk menjalankan perubahan sosial. Menurutnya cara yang benar
untuk melawan imperialisme dan tirani adalah melalui pemberontakan bersenjata.
B.
Latar
Belakang Che Guevara Melawan Penguasa Otoriter di Kuba
Kebutuhan paling utama dalam masyarakat
adalah keadilan, yaitu jaminan bahwa hukum yang dirancang untuk menghilangkan
konflik dan kompetisi dalam aktivitas manusia yang telah disepakati tidak akan
dilanggar hanya karena seseorang telah mendapatkan keuntungan yang lebih atas
orang lain. Jika prinsip dasar ini dilanggar, maka keinginan atas kebebasan,
eksistensi diri dan kebahagiaan akan menyebabkan anggota-anggota dan
mengarahkan tindakan agresif mereka terhadap pihak-pihak yang dianggap
bertanggung jawab terhadap keadaan mereka.
Masyarakat yang dipenuhi dengan
eksploitasi manusia, korupsi, kesenjangan ekonomi, dan ketidakadilan sosial
tidak akan bisa bertahan dan ditakdirkan untuk digulingkan oleh rakyat yang
tertindas. Jika pemerintah gagal menjamin hak asasi warga negaranya atas hidup,
kebebasan, dan mewujudkan kebahagiaan, atau gagal mewujudkan prinsip bahwa semua
orang diciptakan sederajat dan diperlakukan secara adil, maka “Hak rakyat untuk
mengganti atau mengakhiri sebuah pemerintahan” baik dengan cara damai maupun
dengan kekerasan.
Dinegara-negara berkembang, bentuk
kekerasan paling umum yang digunakan untuk mengganti rezim dan institusi
politik yang berusaha melanggengkan kekuasaannya adalah dengan perang gerilya
revolusioner, maka kekerasan massa biasanya menjadi satu-satunya jalan untuk
mengantikan pemerintahan status quo. Akar penyebab terjadinya perang gerilya
adalah adanya ketidakadilan nyata yang dirasakan masyarakat dimana sejumlah
besar penduduknya memutuskan untuk tidak mengakui kewenangan pemerintah yang
sah dalam menjalankan negara. Begitu juga pemberontakan yang dilakukan oleh Che
Guevara.
Che Guevara sebagai seorang masyarakat
biasa tidak kuasa melihat kekerasan dan penindasan yang dialami oleh penduduk
Kuba atas tindakan pemerintah. Maka karena hal itulah Che Guevara ingin
menggulingkan pemerintahan yang sedang berkuasa saat itu yaitu pemerintahan
Batista. Dan usaha itu berhasil dilakukan oleh Che Guevara dengan perang
gerilya dan hal itu juga diperoleh berkat peran dari Fidel Castro dalam
bekerjasama untuk menggulingkan pemerintahan Batista.
C.
Peranan
Che Guevara dalam Melawan Penguasa Otoriter di Kuba
Setelah Che Guevara mendapat pekerjaan
sebagai dokter, melalui salah satu pasiennya ia bertemu dengan Fidel Castro
pada bulan Juli 1955 di sebuah apartemen kecil di Calle Emparan 49 (yang
nantinya terkenal sebagai markas umum Revolusi Kuba), kemudian Che Guevara dengan
penuh semangat bergabung dengan gerakan revolusioner Fidel Castro sebagai
dokter. Che Guevara berlatih di kelompok Castro dengan Kolonel Alberto Bayo,
pelatihan yang diajarkannya yaitu taktik perang gerilya, dan keahlian menembak.
Pada tahun 26 Juli 1953 Fidel Castro
memimpin penyerangan pada Barak Militer Moncada di Santiago du Cuba, dalam
sebuah usaha untuk menumbangkan rezim presiden Fulgencio Batista, namun
pasukannya dikalahkan dengan cepat oleh pasukan pemerintah yang paham tentang
rencana yang dibuat Castro. Ia pun dihukum 15 tahun penjara, namun secara ajaib
dibebaskan melalui sebuah ketetapan amnesti umum untuk para tahanan politik
tahun 1955. Disana castro dipertemukan dengan Che Guevara. Setelah bebas Castro
pindah ke Mexico dan dia berencana kembali ke Havana dengan para ekspatriat dan
pemimpin oposisi Kuba.
Pada tanggal 25 November 1956 sekitar 82
orang meninggalkan Tuxpan di pantai timur Mexico dengan menaiki kapal layar
Granma menuju Orienta, sebuah provinsi di Kuba dimana Castro dilahirkan.
Diantara para pengikutnya tersebut, terdapat sahabat kepercayaannya yaitu Che
Guevara yang menjadi salah satu tim dokter. Perjalanan yang sulit dengan sebuah
kapal yang didesain hanya bisa mengangkut 20 orang, harus menghadapi cuaca
buruk di laut namun akhirnya mendarat di pantai tenggara Kuba dekat Pegunungan Sierra
Maestra pada tanggal 2 Desember 1956.
Keterlibatan awal Che Guevara dalam
pertempuran juga untuk menguji kekerasan hatinya dengan kesengsaraan yang
sangat berat. Karena kombinasi pengkhianatan dan kesalahan fatal, pasukan
gerilya Castro menemui bencana pada saat mendarat di Kuba. Mereka dikepung oleh
tentara Batista. Kelompok yang awalnya terdiri dari 82 orang secara keji
dibantai hingga tinggal 15 orang. Che Guevara sendiri menderita luka-luka
ringan selama pertempuran tapi berhasil bertahan dengan mereka yang tersisa. Dengan
kelompok kecil ini Castro mendirikan pusat operasi di pegunungan Sierra
Maestra. Dan pasukan Castro melancarkan serangan-serangan kecil dan terbatas
melawan angkatan darat Batista.
Mereka mendapatkan kemenangan besar
pertamanya pada tanggal 17 Januari 1957 dan berhasil menguasai sebuah pos
angkatan darat di mulut sungai Plate (Plate River). Saat itu mereka berjumlah
sekitar 17 orang menyerang pos yang berisi 15 tentara pemerintah pada pukul
02.40 pagi. Dalam satu jam pertempuran tersebut berakhir, tanpa mengalami
kerugian apapun kelompok Castro berhasil membunuh dua tentara pemerintah,
melukai lima orang dan menawan tiga prajurit, dan juga menguasai sebuah gudang
senjata, amunisi, dan bahan makanan.
Seiring meluasnya berita kemenangan itu,
pasukan Castro mulai berkembang besar dengan adanya anggota baru. Dengan
menjalankan taktik perang gerilya “hit and run”, para pemberontak mengecoh dan
mengalahkan tentara Batista di seluruh wilayah provinsi Orienta.dan dikota-kota
seluruh negeri terdapat sebuah gerakan besar bawah tanah yang menjalankan
aksi-aksi sabotase untuk menjungkalkan pemerintah. Para pemimpin partai oposisi
utama Kuba bertemu di Caracas, Venezuela, dan menandatangani sebuah deklarasi
yang mendukung adanya kelompok Castro. Castro juga mendapatkan dukungan yang
sangat luas dari para petani dan kaum urban kelas menengah di Kuba. Dan
dukungan yang sangat kuat juga di dapat secara diam-diam dari sejumlah besar
pihak angkatan darat Kuba yang membenci pertaturan diktator dan pemerintahan
korup Batista.
Saat pertama melakukan penyerangan ke
Kuba, Che Guevara memutuskan dalam hatinya peran apa yang hendak ia jalankan
dalam revolusi Kuba, sebagai dokter atau prajurit tempur. Dan ketika melarikan
diri dengan teman-temannya yang tersisa, Che Guevara terpaksa mengambil sebuah
pilihan simbolis, antara dedikasi pada kedokteran dan tugas sebagai seorang
prajurit revolusioner, dan ia memutuskan untuk memilih sebagai seorang prajurit
revolusioner.
Kemenangan yang diperoleh Fidel castro
tentu tidak dapat dilepaskan dari peran Che Guevara yang sangat menonjol dalam
pertempuran-pertempuran revolusi dan dalam kepemimpinan perang yang hebat.
Fidel Castro mulai memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada Che Guevara,
yaitu pada bulan Maret 1957 Che Guevara di tunjuk sebagai Mayor yang memberikan
komando atas sebuah pasukan yang terdiri dari 150 orang. Dan Pada Juli 1957,
Che Guevara diangkat menjadi “Commandante”, pangkat tertinggi dalam pasukan
pemberontak, dan diserahi komando atas pasukan lapis dua pasukan gerilya.
Hingga kemudian dia pun bersama dengan Fidel Castro dan Raul Castro menjadi
salah satu pemimpin utama gerakan revolusi.
Che Guevara menunjukkan kepandaiannya
dalam menjalankan perang gerilya dengan menyerang berbagai jalur komunikasi
kunci dan mengadakan tekanan terus-menerus pada musuh serta secara cerdik
menentukan kapan menyerang dan kapan mundur. Pada bulan Agustus 1958 Fidel
memerintahkan pasukan Che Guevara untuk meninggalkan tempat perlindungan di
Sierra Maestra dan memegang pemerintahan di provinsi pusat di Las Villas.
Sepanjang perjalanan lebih dari 350 mil melewati wilayah-wilayah yang dikuasai
pemerintah, pasukan Che Guevara memenangkan beberapa pertempuran dan yang
paling penting saat terjadi di ibu kota provinsi Santa Clara dalam bulan
Desember.
Pasukan Che Guevara juga diperkuat
dengan sebuah pasukan tambahan pimpinan Camilo Cienfugosyang mengambil alih
kota dan memusnahkan pasukan Batista diwilayah tersebut. Mendengar kekalahan
itu, presiden Batista melarikan diri dari negara tersebut pada tanggal 1
Januari 1959. Tanggal 3 Januari pasukan Che Guevara dan Camilo memasuki Havana
dan mengambil alih kendali kekuasaan kota dengan sedikit perlawanan dari
pasukan pemerintah. Tanggal 2 Januari 1959 Fidel Castro menunjuk Che Guevara
menjadi komandan di La Cabana Fortress untuk mengawasi pelabuhan Havana. Ini
merupakan sebuah jabatan militer murni yang dijalani oleh Che Guevara selama
delapan bulan.
Pasukan Che Guevara menghadapi
pertempuran revolusi terakhir dan menentukan di Santa Clara di pusat Kuba. Kota
tersebut jatuh ke tangan Che Guevara pada tahun baru 1959. Dan Pada tahun ini
juga, setelah Che Guevara mendapatkan kejayaan di Havana, ia mengawasi
pembersihan tak kenal ampun dalam tentara Kuba yang di anggap turut andil dalam
penindasan terhadap rakyat seperti halnya dengan tentara Guatemala yang gagal
dalam mempertahankan negaranya melawan agresi imperialis. “Gerakan 26 Juli”
memberi Che Guevara pemahaman yang lebih maju tentang perang gerilya.
Pada usia 32 tahun, Che Guevara menjadi
salah satu penasihat utama Castro dalam segala hal yang berkenaan dengan arah
gerakan revolusioner Kuba. Bulan Oktober 1959, setelah terjadi banyak
pengunduran diri dari beberapa menteri penting di kabinet yang kecewa dengan
orientasi aliran kiri dan ideologi komunis Castro, ia menunjuk Che Guevara
sebagai direktur Departemen Industrial pada National Institute of Agrarian Reform
(INRA). Satu bulan kemudian, Che Guevara juga diserahi tugas sebagai presiden
National Bank of Cuba.
Dengan tanggung jawab yang diberikan
Castro tersebut, Che Guevara memiliki kekuasaan yang sangat besar dalam rezim
Castro. Ia mempunyai tanggung jawab dalam membuat kebijakan besar dalam bidang
agrikultur, industri, dan keuangan. Salah satu dari program pertamanya adalah
mengatur nasionalisasi perkebunan, memperluas tanah pertanian dan tanah hak
milik, yang diyakini Che Guevara sebagai langkah pertama dalam revolusi
agraria.
D.
Berakhirnya
Peranan Che Guevara dalam Pemerintahan di Kuba
Pada tahun 1960, Che Guevara
menandatangani perjanjian perdagangan penting dengan Uni Sovyet, Cina, dan sejumlah
negara-negara Blok Timur. Ekonomi Kuba kemudian mengalami tekanan sangat berat
karena boikot ekonomi yang dilancarkan Amerika sebagai balasan dari tindakan
Castro dalam pengambilalihan terhadap aset-aset pertanian, manufaktur, dan
kilang minyak milik perusahaan Anglo-Amerika. Walaupun Che Guevara bisa
bekerjasama dengan dua pihak Sovyet dan Cina sekaligus, namun ia menganggap
Sovyet bersifat imperialistis dan telah kehilangan semangat revolusionernya,
sehingga Che Guevara menaruh rasa hormat yang besar terhadap Cina yang
menyebarluaskan ajaran-ajaran ideologisnya dan secara aktif mendukung gerakan-gerakan
revolusioner di seluruh wilayah Dunia Ketiga.
Tetapi hubungan Che guevara dengan Cina
menimbulkan masalah besar bagi Castro yang lebih menyandarkan diri pada Sovyet
untuk meyuplai sebagian besar bantuan ekonomi Kuba tetap berjalan dan mendukung
negaranya secara militan. Sovyet dan kelompok komunis pro-moscow yang
mendominasi rezim Castro memandang Che Guevara sebagai penganut radikal ajaran
Mao yang bertujuan untuk mengobarkan revolusi di seluruh dunia tanpa memberi
keuntungan bagi kepemimpinan partai.
Pertarungan ideologis yang terjadi
antara Moscow dan Peking tentang bagaimana masalah sosialisme dunia menjadi
maju yang mencurigai Sovyet, mempertahankan rasa tidak suka dengan Cina yang
disebabkan karena Kuba sangat intens berhubungan dengan Moscow. Maka Che
Guevara kecewa dengan langkah lamban birokrasi baru Kuba untuk membuat
perubahan-perubahan revolusioner. Karena rasa kekecewaannya, Che Guevara
berencana meninggalkan pemerintahan
Pada tahun 1965 setelah berhasil
meyakinkan Fidel Castro, Che Guevara membawa serta 125 orang Kuba pergi ke
Kongo dan melatih pejuang pemberontak garis kiri untuk menumbangkan rezim
pro-Barat Presiden Moise Tshombe. Kemudian Che Guevara mudur dari
jabatan-jabatan pemerintahan dan melepaskan kewarganegaraan Kuba pada musim
semi 1965 untuk persiapan keterlibatan dirinya di Kongo. Keberadaan Che Guevara
di Kongo berahkir pada bulan Maret 1966 ketika dia didesak kuat oleh Castro
untuk kembali ke Kuba sebagai respon dari ketidaksenangan Uni Sovyet dengan
aksi petualangan Che Guevara dan juga ancaman Cina untuk menarik dukungannya
kepada kaum pemberontak Kongo jika meneruskan hubungan mereka dengan Kuba.
Percekcokan ideologis tanpa henti antara Peking dan Moscow telah memecah belah
kaum komunis di seluruh dunia.
Ketika Castro memilih untuk
melanggengkan hubungannya dengan pihak Sovyet dengan tujuan untuk melindungi
sumber bantuan luar negeri utamanya, maka bantuan militer Kuba kepada kaum
pemberontak Kongo pun harus dihentikan. Setelah melakukan berbagai aksi berani
di Kongo, Che Guevara saat kembali ke Kuba lebih banyak mengasingkan diri. Dan
menjelang Oktober 1966, Che Guevara telah berada di Bolivia untuk menyusun
sebuah pasukan inti perang gerilya agar bisa menjalankan cita-citanya
mewujudkan revolusi kaum sosialis lintas benua di Amerika Latin.
Namun satu tahun kemudian di Bolivia
pada 1967 mimpi itu pun berakhir, tubuh Che Guevara terkoyak-koyak senapan
otomatis. Kekelahan Che Guevara merupakan akibat dari banyak faktor, yaitu:
1. terlalu
sedikitnya orang (pasukannya tidak pernah lebih dari 42 orang dan kebanyakan
hanya 22 orang).
2. terlalu
sedikitnya waktu waktu untuk mempersiapkan pasukannya dalam menghadapi
pertempuran (pasukan tersebut dibentuk bulan Desember dan menghadapi pertempuran
pertamanya pada bulan Maret).
3. terlalu
banyaknya mata-mata di tengah anggotanya yang berasal dari daerah lokal yang
mampu ai tarik.
4. isolasi
ketat terhadap markas pusatnya sehingga menghambat pasokan logistik.
5. kesehatan
Che Guevara yang memburuk.
6. sikap
Che Guevara yang memandang rendah kemampuan tentara Bolivia yang telah mendapat
pelatihan anti-perang gerilya yang ekstensif dari pasukan khusus Amerika di
Panama.
7. kegagalan
besar Che Guevara untuk memahami sejarah Bolivia serta munculnya sikap “Laissez
Faire” (masa bodoh) pada rakyat Bolivia, yang lebih mementingkan mengurusi masalah
hidup sehari-hari daripada memperjuangkan ideologi-ideologi revolusioner dan
membahayakan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ernesto Che Guevara adalah tokoh
revolusioner kelahiran Argentina yang menjadi seorang tokoh utama dalam
pemerintahan Fidel Castro. Dan ia juga memimpin pemberontakan di Bolivia. Che Guevera
menempuh pendidikan tinggi di Universitas Buenos Aires tahun 1953 dan sebelum
terjun sebagai gerilyawan, ia adalah seorang dokter di Argentina. Ia
meninggalkan profesinya untuk memperjuangkan hak-hak kaum miskin terutama di
Amerika Latin. Ia bergabung dengan Fidel Castro saat berada di pembuangan di
Meksiko. Tahun 1956 bersama Castro dan beberapa tahanan lain melarikan diri dan
menyeberangi Laut Karibia dengan perahu dan membawa misi penyerangan Kuba serta
menjatuhkan kekuasaan diktaktor Batista.
Guevara berhasil mendarat di daerah rawa yang sangat
ganas sehingga kehilangan banyak rekan-rekannya. Ia dan Castro serta beberapa
orang yang selamat kemudian berhasil mencapai perbukitan Sierra Maestra. Ia
kemudian menggalang kekuatan dan melakukan penyerangan terhadap pemerintah
Kuba. Dengan modal keberanian, keterampilan, kekejaman dan taktik perang
gerilya, Guevara dan Castro serta para gerilyawan berhasil memasuki Havana dan
mengobarkan revolusi sosial di Kuba dan berhasil menumbangkan diktaktor
Batista.
Ernesto Che Guevara meninggal dunia pada
usia muda. Doktor dari Argentina ini, yang meninggalkan tanahair dan kerjayanya
untuk menyertai Revolusi Kuba, dibunuh di sebuah kampung pergunungan di Bolivia
sewaktu dia tercedera. Tarikh bulan itu adalah Oktober 1967, dan Ernesto
Guevara belum berusia 40 tahun.
Ada tiga hal penting yang bisa diungkap
dari revolusi Kuba, yaitu:
1. Rakyat
bisa menang dalam oerang melawan tentara.
2. Masyarakat
tidak perlu menunggu munculnya suatu keadaan revolusioner, karena hal ini dapat
diciptakan.
3. Di
negara-negara terbelakang di wilayah pinggiran benua Amerika merupakan medan
tempur terbaik untuk revolusi.
Che Guevara selalu mengutip perkataan Jose Marti bahwa
“setiap manusia seharusnya merasakan sakit diwajahnya ketika ada orang lain
yang mukanya di tampar”. Perjuangan untuk
martabat ini adalah salah satu prinsip etis yang menimbulkan inspirasi untuk
semua tindakannya, mulai dari pertempuran Santa Clara sampai perlawanan
terakhir di pegunungan Bolivia. Walaupun keterlibatan
Che Guevara dalam perjuangan-perjuangan pembebasan kaum kiri sangat memperkuat
keyakinan revolusionernya, namun dasar orientasi politiknya sesungguhnya telah
ditanamkan oleh orangtuanya sejak kecil. Dan Fidel Castro menunjukkan padanya
cara mewujudkan keyakinan revolusioner itu.
B.
Kritik
dan Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin
masih banyak kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi sempurnanya makalah yang sederhana ini dari para
pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberikan manfaat sekaligus menambah wawasan terkait dengan “Peranan Che Guevara
dalam Perjuangan Melawan Penguasa Otoriter di Kuba (Amerika Tengah)”. Mengingat
betapa pentingnya peranan Che Guevara dalam perjuangannya, karena dengan mengetahui
sejarah perjuangan Che Guevara, kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat tentang bagaimana perjalanan yang dilalui Che Guevara, sehingga bisa
menjadi pengalaman bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Clark, Jackie, K. Selvage, Donald,
R. 2004. Petualangan Che Guevara. Jogjakarta:
Prismasophie.
Label:
SEJARAH AMERIKA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
what
Posting Komentar