Popular Posts
- SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL
- KOLONIALISASI BANGSA EROPA DI AMERIKA
- TEUKU UMAR, BERDARAH MINANG KAH? ATAU BERDARAH ACEH?
- Temu ramah dengan Teuku Raja Tani Angsa di gunong kong
- PERANAN CHE GUEVARA DALAM PERJUANGAN MELAWAN OTORITER KUBA
- sistematika filsafat
- KEKUATAN- KEKUATAN SEJARAH
- PERANAN WANITA JAMAN DAHULU DAN ERA GLOBALISASI
- TINJAUAN KRITIS QANUN MEUKUTA ALAM
- SEJARAH ADAT PERKAWINAN ORANG ACEH
Blogger templates
Blogger news
Mengenai Saya
Pengikut
Total Tayangan Halaman
KPESN. Diberdayakan oleh Blogger.
Minggu, 13 Januari 2013
Berpuluh-puluh
kalau tidak beratus-ratus sudah jumlahnya para penulis Asing menumpahkan
perhatian pada perjuangan Teuku Umar; membentangkan berita dân deritanya.
Semuanya memberi kita kesan bahwa tokoh tersebut tidak sembarang orang.Ia
adalah tokoh sejarah yang tak akan hilang namanya sepanjang zaman. Tidak sebuah
buku asing yang membicarakan sejarah Indonesia yang tidak menyinggung Umar. Dan
tidak sedikit perwira militer Belanda yang pernah bertugas di Aceh yang mengarang
buku, baik mengenai pengalaman maupun tentang kebutuhan strategi Belanda di
bidang militer dan ekonomi, yang tidak menulistentang peranan Umar, Orang-orang
Belanda dari generasi terdahulu pada umumnya melihat Umar seorang penjahat,
seorang penipu, seorang bajingan,entah apa lagi, karena mereka memakai
"kaca mata" yang harussesuai -dengan seleranya, dengan hatinya. Prof,
Snouck Hurgonje adalah orang Belanda yang mengetahui seluk beluk kehidupan
orang Aceh mengatakan, jangan sesekali engkau percaya kepada orang aceh, karena
orang aceh terkenal dengan tipu muslihatnya. Seorang Belanda meminta pendapat
kepada Snouck, bagaimana jika Teuku Umar ingin bergabung dengan pihak kita?? Snouck
berkata dalam bahasa Belanda "Steekt
Umar zijn hand uit, neem die dan, maar houd die hand vast; gebruikt Umar waar
hij bruikbaar is, maar schenk hem geen werkelijk vertrouwen( jika umar menyodorkan tangan maka
terimalah,tapi peganglah tangan itu dengan teguh- teguh, pergunakan umar dimana
bisa dipergunakan, tapi jangan percaya dia. Begitulah kata Snouck pada salah
satu anggota militer Belanda. Makna dari perkataan Snouc tersebut adalah jangan
percaya dia, tapi pergunakan dia. Teuku umar dikenal dengan seorang pemimpin yang
luar biasa, disegani oleh masyarakat aceh, khususnya adalah masyarakat Aceh
besar dan juga Pidie. Ada sebagian yang mengatakan Teuku Umar adalah
pengkhianat. Namun ada baiknya kita mengkaji sejarah dengan bijaksana. Paul van’t
veer seorang wartawan belanda dalam bukunya the aceh oorlog mengatakan dan memberi penilaian tentang teuku
umar yaitu dia bukanlah pengkhianat yang besar,
cap itu dia peroleh dari kaca- mata orang belanda( pandangan). Ia berkhianat
akibat kondisi pada saat itu lagi tidak menentu. Cut nyak dhien yang iman nya
teguh sangat mempengaruhi Teuku umar, Cut nyak dhien lah yang menyuruh teuku
umar berkhianat ketika dia bergelar sebagai johan pahlawan. Hingga kini, para
penulis Belanda masih saja belum memberi gambaran yang objektif tentang Teuku
umar. Hanya sepintas mereka menjelaskan sosok pemimpin tersebut. Van heutz
mengatakan, Teuku umar ini adalah seekor burung yang cerdik,muda, ganteng,sopan,
nekad, dan giat. Banyak buku- buku yang menceritakan tentang teuku umar, namun
sumber nya berasal dari orang belanda. Dari kita hanya sedikit informasi yang
bisa kita investasikan dalam mengenal teuku umar itu sendiri. Sepintas kita
telah meceritakan sosok teuku umar. Namun, siapa orang tua beliau,baik ayah dan
ibunya kita belum mengetaui. Ada yang mengatakan dia adalah orang minangkabau
dan ada yang mengatakan dia keturuna dari orang aceh asli. Seperti sumber yang
dibawah ini.
Apa
yang ditulis oleh Abdul Karim Ms masih
tidak lepas dari kutipan sumber Belanda.Yang mungkin sumber kita diperoleh
Abdul Karim Ms. adalah
mengenai
silsilah Umar, sebegitu jauh belum terdapat pemastian.
Pada
halaman 7 ia menulis: "Perhubungan
antara Aceh dengan Minangkabau telah terjadi
sejak
dahulu kala. Kepindahan orang Minangkabau ke tanah Aceh dan demikian pula
sebaliknya, bukan asing lagi. Walau pun di Minangkabau bekas perkampungan
orang-orang Aceh tidak ternyata lagi, akan tetapi riwayat Minangkabau masih
mengakui akan perhubungan itu, seperti apa yang diceritakan di dalam sejarah kerajaan
Pagaruyung. Ada banyak pula orang yang menceritakan, bahwa kampung Pondok,
Palinggam dan Pemancungan di Padang itu, adalah bekas perkampungan orang Aceh
juga di waktu dahulunya. Di samping Palinggam di Padang juga, ada dijumpai
orang sebuah batu gunung yang bersurat (terkenal dengan nama Batu basurek),
tanda kedatangan orang-orang Aceh ke situ.Di Tanah Aceh, perhubungan kedua
bangsa ini terang dan nyata berbekas sampai sekarang yang boleh dipersaksikan.
Di seluruh pantai barat Aceh, bahasa
Minangkabau itu masih dipergunakan.Anak negeri yang berdiam di tepi pantai
barat, ada memakai dua bahasa, yaitu bahasa Aceh dan bahasa Minangkabau seperti
di
Singkel,
Meulaboh, Tapa' Tuan dan lain-lain. Demikian juga tentang
adat istiadat di
Minangkabau masih berpengaruh besar dalam
pergaulan
dipantai-pantai barat itu. Oleh karena perhubungan itu,
maka adat
istiadat, di pantai barat jauh berbeda dengan di pantai
u t a r a dan
timur tanah Aceh. Perbedaan-perbedaan ini
menyebabkan pula
orang-orang Aceh yang bahasa dan adat istiadatnya
masih banyak
belum tercampur dengan bahasa dan adat
istiadat lain,
menggelarkan orang-orang Aceh di pantai barat itu
dengan sebutan
"Annek Jame" (Anak Tamu).
Beberapa puluh
tahun yang lalu tiga orang datuk-datuk dari
Minangkabau
telah pergi mengembara. Belum ada seorang juga
yang dapat
menerangkan apa sebab-sebabnya ketiga orang datukdatuk
itu dari Rao-Rao
Sumanik meninggalkan kampung dan
halamannya,
pergi merantau ke luar negerinya. Pada suatu ketika,
datuk-datuk itu
sampai di Aceh Barat dan bertempat diam di
Meulaboh. Tiada
berapa lama antaranya mereka tinggal dalam
negeri itu maka
dua orang di antaranya melanjutkan perjalanannya
arah ke utara
dan sampai sekarang tidak diketahui orang ke
mana kedua
datuk-datuk itu mengambil tempat perhentiannya.
Salah satu dari
raja-raja di Aceh Timur mempunyai hubungan
dengan keturunan
Pagaruyung, pusat pemerintahan kerajaan
176
Minangkabau.
Apakah keturunan ini bersambung dengan satu di
antara
datuk-datuk yang dua itu, pun tidak cukup pula keterangannya.
Datuk yang
tinggal tetap di Meulaboh itu ialah bernama Datuk
Songsong Buluh.
Pada beliau ada sebatang setenggar, semacam
bedil di zaman
dahulu. Karena adat ini maka beliau pun disegani
orang di
Meulaboh itu, dan ada setengah orang menganggap bahwa
datuk ini
seorang yang mempunyai senjata yang bertuah. Karena
kelakuannya yang
baik di dalam pergaulan, yang menunjukkan
kesopanannya
yang tinggi, maka ia bertambah disegani sekalian
orang, dihormati
dengan kehormatan yang patut; akhirnya dapat
beliau bergaul
dengan Teuku Chi' Raja di negeri Meulaboh itu.
Karena
kepandaiannya dan kecakapannya dalam segala hal maka
terbitlah
kesayangan dalam hati Raja itu, dan akhirnya beliau
dinikahkan
dengan seorang puteri dari Raja tersebut. Tentu saja
dalam pemikiran
ini dapat persetujuan karena Datuk Songsong
Buluh itu pun
seorang yang berasal dari keturunan yang baik-baik
di Minangkabau,
dan dari namanya itu saja sudah dapat menunjukkan
asal usul
keturunannya. Perkawinan inilah yang melahirkan
Perkasa Teuku
Umar Johan Pahlawan itu. Dengan keterangan ini
dapatlah kita
satu silsilah pendek keturunan dari. perkasa itu, yaitu
ayahnya dari
Minangkabau dan ibunya dari Aceh.
Sungguh sesuai
sekali, jikalau beliau disebut orang Indonesia,
menurut zaman
dan kemauan orang sekarang."
Sekian Abdul
Karim Ms mengenai orang tua Teuku Umar.
Sementara itu
Ny. M.h. Szekely Lulofs dalam bukunya berjudul
Tjoet Nya ' Din,
mengatakan
bahwa Teuku Umar adalah putera dari
Teuku Mahmud
yang datang ke Meulaboh dan kawin di sana,
beroleh putera
yang dinamai Teuku Umar. Teuku Mahmud adalah
saudara dari
Teuku Nanta, uleebalang Mukim VI Aceh Besar, dan
karena itu
berdasar sumber ini Teuku Umar sesungguhnya berasal
Aceh Besar,
hanya ibunya orang Aceh Barat. Sumber asisten
residen Belanda
di Meulaboh, van Langen mengatakan bahwa
Teuku Mahmud
adalah putera dari Teuku Nanta Chi' Panglima
Perang dari
Sultan Suleiman. Ia berputera 4 orang, Teuku Cut
Amat, Teuku
Putih Simalur, Teuku Umar dan Teuku Musa. Encyclopedie
ven Nederlandsch
Indie juga
mencatat bahwa Umar
putera Teuku
Mahmud dan cucu Teuku Nanta dari VI Mukim.
Teuku Umar lahir
di Meulaboh tahun 1859
referensi..aceh sepanjang abad. jilid 2.
Rizki rasnawi
jika ada masukan, silahkan di koment.
Label:
SEJARAH ACEH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar