Popular Posts
- SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL
- KOLONIALISASI BANGSA EROPA DI AMERIKA
- TEUKU UMAR, BERDARAH MINANG KAH? ATAU BERDARAH ACEH?
- Temu ramah dengan Teuku Raja Tani Angsa di gunong kong
- PERANAN CHE GUEVARA DALAM PERJUANGAN MELAWAN OTORITER KUBA
- sistematika filsafat
- KEKUATAN- KEKUATAN SEJARAH
- PERANAN WANITA JAMAN DAHULU DAN ERA GLOBALISASI
- TINJAUAN KRITIS QANUN MEUKUTA ALAM
- SEJARAH ADAT PERKAWINAN ORANG ACEH
Blogger templates
Blogger news
Mengenai Saya
Pengikut
Total Tayangan Halaman
KPESN. Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 06 Februari 2014
1. Manisan pala
Manisan pala merupakan salah satu jenis makanan ringan yang tergolong dalam kelompok manisan buah-buahan. Usaha pembuatan manisan pala tidak memerlukan teknologi yang sulit dan pembuatannya cukup mudah, oleh karena itu usaha ini mudah dilakukan oleh para pengusaha baru.
Pembuatan manisan pala umumnya dilakukan oleh pengusaha kecil di daerah penghasil pala. Kabupaten Aceh Selatan adalah kabupaten penghasil komoditi pala terbesar di Aceh bahkan di Pulau Sumatera. Manisan buah pala ini termasuk industri rumah tangga yang banyak dijumpai di Kabupaten Aceh Selatan. Selain diolah menjadi manisan dan sirup, pala dapat dibuat juga menjadi minyak pala yang berkhasiat tinggi untuk mengobati luka. Bahkan kini kue dan kembang gula pun dapat dibuat dari buah pala.
Manisan pala selain menjadi makanan ringan yang disajikan pada saat
perayaan hari-hari besar lebaran dan tahun baru bagi masyarakat setempat
juga dapat dijadikan buah tangan bagi wisatawan yang berkunjung ke
daerah ini.
2.Pisang Sale
Pisang adalah tanaman hortikultura yang cukup penting untuk kesehatan. Pisang yang sudah matang dapat diolah berbagai macam makanan salah satunya adalah disale alias pisang sale, pisang sale sudah lama dikenal sebagai makanan tradisional daerah, salah satunya pisang sale khas Aceh banyak dikawasan Kabupaten Aceh Timur yang merupakan sentra pisang sale untuk daerah Aceh.
Pisang sale khas Aceh, proses pembuatannya adalah pisang yang sudah
matang di kupas kulitnya lalu dijemur dipanas matahari , setelah itu
dilakukan penyaleaan/pengasapan sehingga pisang sale lebih tahan lama,
seterusnya dioleskan/dilumuri gula tebu (bukan gula pasir),pisang sale
mempunyai aroma dan rasa yang khas. Warnanya kecoklat-coklatan, agak
berkilat sedikit membuat kita ingin mencicipinya.
Pisang sale merupakan makanan ringan masyarakat Aceh sejak zaman indatu dulu, yang sudah menjadi buah tangan dari Aceh. Pisang sale bisa langsung dimakan atau digoreng dengan tepung terlebih dahulu.
3.Kembang loyang
Kembang loyang ini terbuat dari tepung roti yang di campur dengan gula dan telur serta pati santan. Adonan ini diaduk hingga rata lalu cetakan kembang loyang dicelupkan ke dalam adonan kemudian digoreng ke dalam penggorengan.
Kue ini sering kita jumpai disaat ada acara hajatan, tidak ketinggalan
juga dipelosok-pelosok desa di Aceh kue sangat setia untuk menemani pada
hari-hari besar agama, seperti waktu lebaran, serta cocok dinikmati
pada waktu-waktu santai bersama keluarga.
4.Lepat
Lepat,
makanan ini di buat dari tepung ketan yang diisi dengan gula merah
hingga kalis, kemudian di bungkus dengan menggunakan daun pisang dan di
bagian tengahnya di beri kelapa parut yang telah di gongseng dengan gula
yang di namakan inti lalu di kukus hingga matang. Lepat khusus di
sajikan pada hari-hari tertentu pada masyarakat Gayo terutama menjelang
puasa (megang) dan lebaran, makanan ini tahan lama jika di asapi dapat
bertahan sampai 2 minggu.
5. Rujak Aceh Samalanga
Rujak Aceh Samalanga, disebut demikian karena rujak Aceh tentunya banyak ditemukan di Aceh sampai dipelosok-pelosok desa. Samalanga merupakan salah satu kecataman yang terdapat di kabupaten Bireuen.
Keunikan rujak Aceh pada umumnya memiliki keistimewaannya yang terletak
pada cita rasanya yang asam, manis dan pedas. Bahan-bahan yang
digunakan memang relatif sama seperti pembuatan rujak pada umumnya, yang
terdiri dari buah mangga, pepaya, kedondong, bengkuang, jambu air,
nenas, dan timun, namun bumbu-bumbu yang digunakan, memiliki ciri khas
tersendiri seperti garam, cabe rawet, asam jawa, gula aren (merah) yang
cair, kacang tanah dan pisang monyet (pisang batu) atau rumbia (salak
Aceh).
Yang menarik dari rujak Aceh Samalanga ini, di atas tempat ulekan yang besar terbuat dari batu itu bisa menampung untuk 50 porsi rujak, ada juga ulekan yang digunakan biasanya yang terbuat dari kayu jati. Cara penyajiannya rujak biasanya memang ddilakukan dengan dua cara, yaitu pertama ditaruh di dalam piring dan yang kedua ditaruh di atas daun pisang. Pembeli yang makan di warung, biasanya disediakan di dalam piring, sedangkan yang akan dibawa pulang, biasanya dibungkus dengan daun pisang yang tentu menjadi ciri khas tersendiri.
6. Keumamah
Keumamah atau sering disebut dengan Ikan kayu merupakan makanan tradisional Aceh yang paling banyak diminati oleh masyarakat Aceh. Selain memiliki rasa yang lezat dan unik, ikan ini terbuat dari ikan tuna yang telah direbus, kemudian dikeringkan dan diiris-iris kecil.
Biasa dimasak dengan menggunakan santan kelapa, kentang, cabai hijau
dan rempah lainnya. Ikan kayu ini tahan lama untuk dibawa perjalanan
jauh, sehingga dapat dijadikan bekal dalam perjalanan. Selama perang
Aceh melawan Belanda di hutan, jenis makanan ini sangat terkenal karena
sangat mudah dibawa dan dimasak. Nama lainnya adalah katshiobushi.
7. Kue Bhoi
Kue Bhoi adalah penganan khas Aceh Besar yang dikenal luas oleh masyarakat Aceh. Bentuk kue ini sangat bervariasi, seperti : bentuk ikan, bintang, bunga, dan lain-lain. Kue Bhoi ini dapat menjadikan salah satu buah tangan ketika akan berkunjung ke sanak saudara atau tetangga yang mengadakan hajatan atau pesta, seperti sunatan dan kelahiran.
Kue Bhoi ini mempunyai harga yang sangat relatif murah, satu kemasan
berkisar dengan harga Rp. 5.000,- ,10.000,- bahkan ada yang ratusan
ribu.
Kue Bhoi juga dijadikan sebagai salah satu isi dari bingkisan seserahan yang dibawa oleh calon pengantin pria untuk calon pengantin perempuan pada saat acara pernikahan.
Kue Bhoi sendiri biasanya diperoleh di pasar-pasar tradisional ataupun dipesan langsung pada pembuatnya. Proses pembuatan kue Bhoi ini pun tergolong sedikit rumit. Pasalnya, tidak semua orang bisa membuat kuliner ini dan dibutuhkan kesabaran serta keuletan.
8. Bohromrom
Bohromrom
atau dikenal juga dengan kue boh duek beudeh, kue ini terbuat dari
tepung ketan yang dibalut dengan parutan kelapa. Cara membuatnya sangat
mudah. Campurkan tepung ketan, garam dan air panas. Aduk hingga rata.
Tuang air dingin, aduk hingga adonan kalis. Ambil satu sendok teh adonan
isi dengan bahan isian yakni gula jawa. Bulatkan dan panaskan air
bersama daun pandan hingga mendidih. Masukkan adonan, angkat, gulingkan
diatas kelapa parut lalu sajikan.
9.Meuseukat
Manisan pala merupakan salah satu jenis makanan ringan yang tergolong dalam kelompok manisan buah-buahan. Usaha pembuatan manisan pala tidak memerlukan teknologi yang sulit dan pembuatannya cukup mudah, oleh karena itu usaha ini mudah dilakukan oleh para pengusaha baru.
Pembuatan manisan pala umumnya dilakukan oleh pengusaha kecil di daerah penghasil pala. Kabupaten Aceh Selatan adalah kabupaten penghasil komoditi pala terbesar di Aceh bahkan di Pulau Sumatera. Manisan buah pala ini termasuk industri rumah tangga yang banyak dijumpai di Kabupaten Aceh Selatan. Selain diolah menjadi manisan dan sirup, pala dapat dibuat juga menjadi minyak pala yang berkhasiat tinggi untuk mengobati luka. Bahkan kini kue dan kembang gula pun dapat dibuat dari buah pala.
Manisan Pala |
2.Pisang Sale
Pisang adalah tanaman hortikultura yang cukup penting untuk kesehatan. Pisang yang sudah matang dapat diolah berbagai macam makanan salah satunya adalah disale alias pisang sale, pisang sale sudah lama dikenal sebagai makanan tradisional daerah, salah satunya pisang sale khas Aceh banyak dikawasan Kabupaten Aceh Timur yang merupakan sentra pisang sale untuk daerah Aceh.
Pisang Sale |
Pisang sale merupakan makanan ringan masyarakat Aceh sejak zaman indatu dulu, yang sudah menjadi buah tangan dari Aceh. Pisang sale bisa langsung dimakan atau digoreng dengan tepung terlebih dahulu.
3.Kembang loyang
Kembang loyang ini terbuat dari tepung roti yang di campur dengan gula dan telur serta pati santan. Adonan ini diaduk hingga rata lalu cetakan kembang loyang dicelupkan ke dalam adonan kemudian digoreng ke dalam penggorengan.
Kembang Loyang |
4.Lepat
Lepat |
5. Rujak Aceh Samalanga
Rujak Aceh Samalanga, disebut demikian karena rujak Aceh tentunya banyak ditemukan di Aceh sampai dipelosok-pelosok desa. Samalanga merupakan salah satu kecataman yang terdapat di kabupaten Bireuen.
Rujak Aceh Samalanga |
Yang menarik dari rujak Aceh Samalanga ini, di atas tempat ulekan yang besar terbuat dari batu itu bisa menampung untuk 50 porsi rujak, ada juga ulekan yang digunakan biasanya yang terbuat dari kayu jati. Cara penyajiannya rujak biasanya memang ddilakukan dengan dua cara, yaitu pertama ditaruh di dalam piring dan yang kedua ditaruh di atas daun pisang. Pembeli yang makan di warung, biasanya disediakan di dalam piring, sedangkan yang akan dibawa pulang, biasanya dibungkus dengan daun pisang yang tentu menjadi ciri khas tersendiri.
6. Keumamah
Keumamah atau sering disebut dengan Ikan kayu merupakan makanan tradisional Aceh yang paling banyak diminati oleh masyarakat Aceh. Selain memiliki rasa yang lezat dan unik, ikan ini terbuat dari ikan tuna yang telah direbus, kemudian dikeringkan dan diiris-iris kecil.
Keumamah |
7. Kue Bhoi
Kue Bhoi adalah penganan khas Aceh Besar yang dikenal luas oleh masyarakat Aceh. Bentuk kue ini sangat bervariasi, seperti : bentuk ikan, bintang, bunga, dan lain-lain. Kue Bhoi ini dapat menjadikan salah satu buah tangan ketika akan berkunjung ke sanak saudara atau tetangga yang mengadakan hajatan atau pesta, seperti sunatan dan kelahiran.
Kue Bhoi |
Kue Bhoi juga dijadikan sebagai salah satu isi dari bingkisan seserahan yang dibawa oleh calon pengantin pria untuk calon pengantin perempuan pada saat acara pernikahan.
Kue Bhoi sendiri biasanya diperoleh di pasar-pasar tradisional ataupun dipesan langsung pada pembuatnya. Proses pembuatan kue Bhoi ini pun tergolong sedikit rumit. Pasalnya, tidak semua orang bisa membuat kuliner ini dan dibutuhkan kesabaran serta keuletan.
8. Bohromrom
Bohromrom |
9.Meuseukat
Meuseukat
ini merupakan salah satu kue tradisional dari aceh atau semacam dodol
nanas khas aceh. Meuseukat terbuat dari tepung terigu dan campuran buah
nanas, paduan yang unik dengan cita rasa yang khas. Meuseukat sangat
jarang ditemukan dipasar-pasar tradisional dan terkadang harus dipesan
terlebih dahulu.
Jika sebelumnya meuseukat sering dibawa pada acara perkawinan aceh,
kini meuseukat dapat juga dijadikan oleh-oleh jika berkunjung ke aceh.
Itulah 10 makanan khas daerah Aceh, jangan lupa untuk mencicipi salah satu jenis makanan di atas atau bisa juga Anda bawa pulang sebagai oleh-oleh berkunjung ke Aceh.
Sumber dan gambar: peunajoh.tumblr.com
Meuseukat |
Itulah 10 makanan khas daerah Aceh, jangan lupa untuk mencicipi salah satu jenis makanan di atas atau bisa juga Anda bawa pulang sebagai oleh-oleh berkunjung ke Aceh.
Sumber dan gambar: peunajoh.tumblr.com
Label:
SEJARAH ACEH
|
1 komentar
Rabu, 05 Februari 2014
potret pendidikan |
Menarik Rasanya ketika berbicara masalah pendidikan, apalagi ketika berbicara pendidikan di Aceh untuk saat ini yang sedang pasang surut. Apa penyebab dari mundurnya pendidikan di Aceh? jika kita telusuri lebih jauh akan kita jumpai akar dari permasalahan ini. masih ingat pengumuman kelulusan siswa baik itu siswa SMA, SMP, SD? tentu pastinya. 2013 adalah tahun kegelapan bagi pendidikan Aceh. Bagaimana tidak, Aceh mendapat peringkat 1 dalam hal ketidak lulusan (Serambi 23 mei 2013). Siapa yang harus kita salahkan dalam hal ini? apakah orang tua, dinas pendidikan, kurikulum, atau bahkan fasilitas dari tiap sekolah yang masih jauh dari harapan?. orang yang bijaklah yang bisa menjawab permasalahan ini. yang perlu di ingat, Aceh pernah menjadi gudang ilmu pada zaman dulu. Banyak orang- orang yang ingin sekali pergi ke Aceh hanya untuk mencari ilmu. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, keadaan pun terbalik. semoga tahun 2014 menjadi tahun yang baik bagi pendidikan aceh.
Jika berbicara tentang pendidikan, mungkin penting untuk diketahui bagaimana awal mula adanya pendidikan di Aceh. disini penulis akan menceritakan secara singkat. kita tahu bahwa Aceh termasuk daerah yang terlambat menerima sistem pendidikan dari pemerintah hindia belanda.
Pendidikan
ini diperkenalkan pemerintah Hindia Belanda kepada rakyat Aceh, baru pada
permulaan abad ke- 20, yang pada mulanya masih terbatas kepada anak- anak
golongan bangsawan.
Di
daerah Aceh, jenis pendidikan dasar atau rendah yang diusahakan oleh pemerintah
Hindia- Belanda adalah sangat tebatas. Artinya tidak semua jenis pendidikan
seperti yang ada di Jawa juga terdapat di Aceh. Pendidikan di Aceh adalah Volkschool (dengan
masa belajar 3 tahun ), Vervolghschool (lama belajar dua atau tiga tahun),
Meijesschool (dengan masa belajar dua atau tiga tahun), De 2de Klassescholen
(sekolah- sekolah kelas dua).
Sekolah
pertama yang didirikan di Aceh adalah pada tanggal 30 Desember 1907, yang
diprakarsai oleh Gubernur Militer/Sipil Aceh dan daerah Takluknya pada masa
itu, Van Daalen.dan sekolah yang pertama ini didirikan di wilayah Aceh Besar
distrik Ulee Lheue yang pada mulanya diberi nama sekolah mukim dengan jumlah
murid 38 orang. Selanjutnya pada tanggal 4 Januari 1908, di desa Lam Lagang
dibuka sekolah yang serupa dengan jumlah murid 35 orang.
Menurut
laporan umum pendidikan di Hindia Belanda tahun1928, satu- satunya lembaga
pendidikan menengah yang terdapat di Aceh dan daerah- daerah takluknya ialah
yang disebut M.U.L.O (Meer Uitgbreid Lgaer Onderwijs). Sekolah ini merupakan
lembaga pendidikan pemerintah Hindia Belanda paling tinggi yang ada di Aceh,
dan didirikan pertama kali pada tahun ajarah 1920/21 di Kuta Raja dengan lama
masa belajarnya 3 tahun. Berdasarkan memori serah terima jabatan asisten residen
Aceh Besar C.E. Mejern pada 17 Juni 1935, jumlah murid pada sekolah itu adalah
79 orang.
inilah sejarah singkat awal mula adanya pendidikan di Aceh. jika ingin mengetahui lebih banyak lagi, pembaca bisa mencari buku yang tertera di bawah ini.
Referensi:
Sufi, Rusdi, Dkk. 2009.Pendidikan Aceh dari Masa Kemasa. Banda Aceh: Badan
Arsip dan Perpustakaan.
DEPDIKBUD.1984. Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa aceh. Jakarta.
Penulis adalah mahasiswa prodi pendidikan sejarah FKIP UNSYIAH angkatan 2010.
"Rizki Rasnawi"
Label:
SEJARAH ACEH
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)