RIZKI RASNAWI

Facebook

Blogger templates

Blogger news

Blog Archive

Pengikut

Total Tayangan Halaman

KPESN. Diberdayakan oleh Blogger.
Minggu, 13 Januari 2013


Berpuluh-puluh kalau tidak beratus-ratus sudah jumlahnya para penulis Asing menumpahkan perhatian pada perjuangan Teuku Umar; membentangkan berita dân deritanya. Semuanya memberi kita kesan bahwa tokoh tersebut tidak sembarang orang.Ia adalah tokoh sejarah yang tak akan hilang namanya sepanjang zaman. Tidak sebuah buku asing yang membicarakan sejarah Indonesia yang tidak menyinggung Umar. Dan tidak sedikit perwira militer Belanda yang pernah bertugas di Aceh yang mengarang buku, baik mengenai pengalaman maupun tentang kebutuhan strategi Belanda di bidang militer dan ekonomi, yang tidak menulistentang peranan Umar, Orang-orang Belanda dari generasi terdahulu pada umumnya melihat Umar seorang penjahat, seorang penipu, seorang bajingan,entah apa lagi, karena mereka memakai "kaca mata" yang harussesuai -dengan seleranya, dengan hatinya. Prof, Snouck Hurgonje adalah orang Belanda yang mengetahui seluk beluk kehidupan orang Aceh mengatakan, jangan sesekali engkau percaya kepada orang aceh, karena orang aceh terkenal dengan tipu muslihatnya. Seorang Belanda meminta pendapat kepada Snouck, bagaimana jika Teuku Umar ingin bergabung dengan pihak kita?? Snouck berkata dalam bahasa Belanda "Steekt Umar zijn hand uit, neem die dan, maar houd die hand vast; gebruikt Umar waar hij bruikbaar is, maar schenk hem geen werkelijk vertrouwen( jika umar menyodorkan tangan maka terimalah,tapi peganglah tangan itu dengan teguh- teguh, pergunakan umar dimana bisa dipergunakan, tapi jangan percaya dia. Begitulah kata Snouck pada salah satu anggota militer Belanda. Makna dari perkataan Snouc tersebut adalah jangan percaya dia, tapi pergunakan dia. Teuku umar dikenal dengan seorang pemimpin yang luar biasa, disegani oleh masyarakat aceh, khususnya adalah masyarakat Aceh besar dan juga Pidie. Ada sebagian yang mengatakan Teuku Umar adalah pengkhianat. Namun ada baiknya kita mengkaji sejarah dengan bijaksana. Paul van’t veer seorang wartawan belanda dalam bukunya the aceh oorlog  mengatakan dan memberi penilaian tentang teuku umar yaitu dia bukanlah pengkhianat yang besar,  cap itu dia peroleh dari kaca- mata orang belanda( pandangan). Ia berkhianat akibat kondisi pada saat itu lagi tidak menentu. Cut nyak dhien yang iman nya teguh sangat mempengaruhi Teuku umar, Cut nyak dhien lah yang menyuruh teuku umar berkhianat ketika dia bergelar sebagai johan pahlawan. Hingga kini, para penulis Belanda masih saja belum memberi gambaran yang objektif tentang Teuku umar. Hanya sepintas mereka menjelaskan sosok pemimpin tersebut. Van heutz mengatakan, Teuku umar ini adalah seekor burung yang cerdik,muda, ganteng,sopan, nekad, dan giat. Banyak buku- buku yang menceritakan tentang teuku umar, namun sumber nya berasal dari orang belanda. Dari kita hanya sedikit informasi yang bisa kita investasikan dalam mengenal teuku umar itu sendiri. Sepintas kita telah meceritakan sosok teuku umar. Namun, siapa orang tua beliau,baik ayah dan ibunya kita belum mengetaui. Ada yang mengatakan dia adalah orang minangkabau dan ada yang mengatakan dia keturuna dari orang aceh asli. Seperti sumber yang dibawah ini.

Apa yang ditulis oleh Abdul Karim Ms  masih tidak lepas dari kutipan sumber Belanda.Yang mungkin sumber kita diperoleh Abdul Karim Ms. adalah
mengenai silsilah Umar, sebegitu jauh belum terdapat pemastian.
Pada halaman 7 ia menulis:  "Perhubungan antara Aceh dengan Minangkabau telah terjadi
sejak dahulu kala. Kepindahan orang Minangkabau ke tanah Aceh dan demikian pula sebaliknya, bukan asing lagi. Walau pun di Minangkabau bekas perkampungan orang-orang Aceh tidak ternyata lagi, akan tetapi riwayat Minangkabau masih mengakui akan perhubungan itu, seperti apa yang diceritakan di dalam sejarah kerajaan Pagaruyung. Ada banyak pula orang yang menceritakan, bahwa kampung Pondok, Palinggam dan Pemancungan di Padang itu, adalah bekas perkampungan orang Aceh juga di waktu dahulunya. Di samping Palinggam di Padang juga, ada dijumpai orang sebuah batu gunung yang bersurat (terkenal dengan nama Batu basurek), tanda kedatangan orang-orang Aceh ke situ.Di Tanah Aceh, perhubungan kedua bangsa ini terang dan nyata berbekas sampai sekarang yang boleh dipersaksikan. Di seluruh  pantai barat Aceh, bahasa Minangkabau itu masih dipergunakan.Anak negeri yang berdiam di tepi pantai barat, ada memakai dua bahasa, yaitu bahasa Aceh dan bahasa Minangkabau seperti di
Singkel, Meulaboh, Tapa' Tuan dan lain-lain. Demikian juga tentang
adat istiadat di Minangkabau masih berpengaruh besar dalam
pergaulan dipantai-pantai barat itu. Oleh karena perhubungan itu,
maka adat istiadat, di pantai barat jauh berbeda dengan di pantai
u t a r a dan timur tanah Aceh. Perbedaan-perbedaan ini
menyebabkan pula orang-orang Aceh yang bahasa dan adat istiadatnya
masih banyak belum tercampur dengan bahasa dan adat
istiadat lain, menggelarkan orang-orang Aceh di pantai barat itu
dengan sebutan "Annek Jame" (Anak Tamu).
Beberapa puluh tahun yang lalu tiga orang datuk-datuk dari
Minangkabau telah pergi mengembara. Belum ada seorang juga
yang dapat menerangkan apa sebab-sebabnya ketiga orang datukdatuk
itu dari Rao-Rao Sumanik meninggalkan kampung dan
halamannya, pergi merantau ke luar negerinya. Pada suatu ketika,
datuk-datuk itu sampai di Aceh Barat dan bertempat diam di
Meulaboh. Tiada berapa lama antaranya mereka tinggal dalam
negeri itu maka dua orang di antaranya melanjutkan perjalanannya
arah ke utara dan sampai sekarang tidak diketahui orang ke
mana kedua datuk-datuk itu mengambil tempat perhentiannya.
Salah satu dari raja-raja di Aceh Timur mempunyai hubungan
dengan keturunan Pagaruyung, pusat pemerintahan kerajaan
176
Minangkabau. Apakah keturunan ini bersambung dengan satu di
antara datuk-datuk yang dua itu, pun tidak cukup pula keterangannya.
Datuk yang tinggal tetap di Meulaboh itu ialah bernama Datuk
Songsong Buluh. Pada beliau ada sebatang setenggar, semacam
bedil di zaman dahulu. Karena adat ini maka beliau pun disegani
orang di Meulaboh itu, dan ada setengah orang menganggap bahwa
datuk ini seorang yang mempunyai senjata yang bertuah. Karena
kelakuannya yang baik di dalam pergaulan, yang menunjukkan
kesopanannya yang tinggi, maka ia bertambah disegani sekalian
orang, dihormati dengan kehormatan yang patut; akhirnya dapat
beliau bergaul dengan Teuku Chi' Raja di negeri Meulaboh itu.
Karena kepandaiannya dan kecakapannya dalam segala hal maka
terbitlah kesayangan dalam hati Raja itu, dan akhirnya beliau
dinikahkan dengan seorang puteri dari Raja tersebut. Tentu saja
dalam pemikiran ini dapat persetujuan karena Datuk Songsong
Buluh itu pun seorang yang berasal dari keturunan yang baik-baik
di Minangkabau, dan dari namanya itu saja sudah dapat menunjukkan
asal usul keturunannya. Perkawinan inilah yang melahirkan
Perkasa Teuku Umar Johan Pahlawan itu. Dengan keterangan ini
dapatlah kita satu silsilah pendek keturunan dari. perkasa itu, yaitu
ayahnya dari Minangkabau dan ibunya dari Aceh.
Sungguh sesuai sekali, jikalau beliau disebut orang Indonesia,
menurut zaman dan kemauan orang sekarang."
Sekian Abdul Karim Ms mengenai orang tua Teuku Umar.
Sementara itu Ny. M.h. Szekely Lulofs dalam bukunya berjudul
Tjoet Nya ' Din, mengatakan bahwa Teuku Umar adalah putera dari
Teuku Mahmud yang datang ke Meulaboh dan kawin di sana,
beroleh putera yang dinamai Teuku Umar. Teuku Mahmud adalah
saudara dari Teuku Nanta, uleebalang Mukim VI Aceh Besar, dan
karena itu berdasar sumber ini Teuku Umar sesungguhnya berasal
Aceh Besar, hanya ibunya orang Aceh Barat. Sumber asisten
residen Belanda di Meulaboh, van Langen mengatakan bahwa
Teuku Mahmud adalah putera dari Teuku Nanta Chi' Panglima
Perang dari Sultan Suleiman. Ia berputera 4 orang, Teuku Cut
Amat, Teuku Putih Simalur, Teuku Umar dan Teuku Musa. Encyclopedie
ven Nederlandsch Indie juga mencatat bahwa Umar
putera Teuku Mahmud dan cucu Teuku Nanta dari VI Mukim.
Teuku Umar lahir di Meulaboh tahun 1859


referensi..aceh sepanjang abad. jilid 2.

Rizki rasnawi
jika ada masukan, silahkan di koment.

0 komentar: