RIZKI RASNAWI

Facebook

Blogger templates

Blogger news

Blog Archive

Pengikut

Total Tayangan Halaman

KPESN. Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 21 Februari 2013

BERKELEY (Berita SuaraMedia) - Penemuan kerangka manusia pura tertua bernama Ardi dianggap sebagai temuan paling penting tahun ini. Penemuan ini membuktikan bahwa manusia dan simpanse berevolusi secara terpisah.

Dilansir melalui Berkeley Education, senin (9/5/2011), penemuan ini tidak hanya mencengangkan para ilmuwan tapi juga manusia. Secara tidak langsung temuan ini mematahkan teori Darwin yang menganggap manusia berevolusi dari kera.

Sebelum menerbitkan temuannya, seluruh tim yang diketuai Tim White dari University of California, membutuhkan waktu 17 tahun untuk mencari dan menganalisa tengkorak Ardi dan ribuan fosil lainnya yang ditemukan bersamaan. Ardi dianggap sebagai nenek moyang manusia sebenarnya, bukan kera.

Ardipithecus ramidus atau biasa disebut Ardi merupakan spesies primata yang hidup sekira 4,4 juta tahun lalu di sebuah wilayah yang kini bernama Aramis, di Ethiopia.

Ardi seratus tahun lebih tua jika dibandingkan dengan Lucy, kerangka primata tua lainnya yang ditemukan di Afrika pada 1974. Kerangka ini memiliki tinggi empat kaki atau sekira 1,2 meter dan 125 potongan rangka yang sudah termasuk tengkorak kepala, gigi, tulang panggul, tangan dan tulang kaki.

Ilmuwan menyebutkan, data yang berasal dari bagian-bagian tubuh Ardi membuka pengetahuan baru mengenai evolusi.

"Ardipithecus memberitahukan bahwa kita sebagai manusia telah berevolusi hingga menjadi bentuk yang sekarang selama kurang lebih enam juta tahun," kata salah satu ilmuwan anggota tim, C Owen Lovejoy dari Kent State University.
Hasil analisa kerangka mengungkapkan bobot Ardi diperkirakan seberat 110 pounds atau 49 kilogram, memiliki tangan dan jemari yang panjang, serta bergigi besar yang digunakan untuk membantunya meraih dahan saat dia bergerak kesana kemari di antara pepohonan.

Ukuran otak Ardi diperkirakan sama dengan ukuran otak simpanse, namun spesies ini memiliki lebih banyak kemiripan dengan manusia, seperti kemampuan berdiri tegak dengan dua kaki.

Sebelumnya, Ilmuwan menemukan lebih banyak bukti bahwa rangka Hobbit asal Flores, Indonesia merupakan spesies baru manusia.

Rangka Hobbit yang ditemukan pada 2003 itu memang masih menjadi perdebatan dikalangan ilmuwan. Sebagian mengklaim spesies ini merupakan contoh spesies hominin mungil baru. Sementara sebagian lainnya berargumen, spesies ini merupakan sampel manusia modern yang pada perkembangannya menjadi mengecil karena proses seleksi alam.

Dalam jurnal ilmiah Nature, terdapat dua buah hasil karya penelitian yang mendukung bukti bahwa rangka Hobbit yang diperkirakan menjelajah Flores hingga 8.000 tahun lalu itu merupakan spesies baru manusia, demikian keterangan yang dikutip dari BBC News.

Tim arkeologi menemukan makhluk mungil dengan tinggi satu meter dan berat 30 kilogram ini di gua Liang Bua kepulauan Flores. Mereka menduga populasi mereka termasuk kedalam spesies Homo floresiensis yang terpisah dari kelompok Homo sapiens yang pernah ditemukan sebelumnya.

Menurut mereka, Hobbits adalah keturunan spesies manusia jaman pra sejarah bernama Homo erectus yang tinggal di Asia Tenggara lebih dari satu juta tahun lalu.

Selama bertahun-tahun, karea proses seleksi alam tubuh mereka berevolusi menjadi bentuk yang lebih kecil. Namun beberapa ilmuwan beragumen bahwa Hobbit memiliki masa otak berukuran seperti otak simpanse yaitu hampir 400 kubik cm, sepertiga dari ukuran otak manusia modern.(ok2) www.suaramedia.com
Sabtu, 16 Februari 2013
             Berawal dari hari kamis pada jam 17.00 di warung rukoh kami dari anggota meluangkan waktu untuk menikmati secangkir kopi dan berdiskusi tentang perkembangan organisasi kami. disela- sela pembicaraan, salah seorang dari teman kami mengatakan ada sepasang batu nisan terletak di komplek unsyiah yang keadaan nya sangat memprihatinkan. setelah selesai ngopi kami bersama teman- teman mengunjungi tempat tersebut untuk mengecek kondisi batu yang di ceritakan oleh teman tersebut.  sesampainya ditempat, dua buah batu nisan tampak membentang dan dijadikan sebagai pintu gerbang.
dokumentasi nisan yang terbengkalai
            seorang masyarakat mengatakan, pintu gerbang ini bukan dibuat secara sengaja di dekat batu nisan tapi karena keadaan . beliau juga menuturkan , didalam perkarangan rumahnya masih banyak batu nisan- batu nisan yang ditenggelamkan oleh rumput. beliau juga mengungkapkan , banyak juga batu nisan yang sudah diambil dan dibawa entah kemana.
            keesokan hari nya kami pun mengambil kesimpulan untuk membersihkan makam tua itu. pada hari sabtu, jam empat sore kami bergegas menuju tempat yang sebelumnya kami cek.


                 diawali pembersihan dekat pintu gerbang dan kemudian masuk keperkarangan. setelah beberapa saat, kami pun beristirahat dengan meneguk segelas kopi. istirahat selesai , pekerjaan selanjutnya menunggu. tampak satu batu nisan besar patah tidak tau penyebab yang pasti, kami pun mengangkat batu itu dari cengkraman tanah liat. tinggi batu nisan itu kira- kira 80cm kurang lebih jika tidak patah. corak nisan tidak jauh berbeda dari batu- batu nisan yang sering kita jumpai. salah satu nya batu nisan raja- raja aceh. dalam benak kami keluar " SIAPA KAH MEREKA?" batu- batu nisan yang kami lihat tampak seperti ada hubungan  keluarga dengan pendiri  kerajaan aceh darussalam.kami hanya berangapan seperti itu. ingin rasa nya untuk mengungkap sejarahnya dan menjadikan sebuah berita baru dalam dunia jejak peradaban aceh.namun  apa yang bisa kami perbuat, kami hanya bermodalkan niat, pengetahuan seadaanya tanpa bisa membaca tekstur bacaan arab yang berbentuk kaligrafi. pembersihan akan dilakukan pada hari minggu besok.


oleh : Rizki Rasnawi









Senin, 11 Februari 2013
                                                   
Minggu . 10-februari-2013
Tim KPESN melakukan exspedisi ke makam po TEUMERUHOM yang terletak di daerah lamno aceh jaya. Perjalanan ke makam sangat memakan waktu dan tenaga di karnakan jalan menuju makam sangat rusak apa lagi pada saat memasuki musim hujan jalan nya sangat becek dan bahkan bisa di katakana tidak layak pakai.
Untuk sampai ke makam kita harus sedikit jalan mendaki karna makam po teumeruhom bisa di bilang berada di atas bukit,memang agak sedikit menguras tenaga tetapi kita tak perliu cemas karna ada tangga yang memudahkan kita ke komplek makam. Komplek makam po teumeruhom di dirikan pada masa Suharto
Ketika kita sudah sampai ke komplek makam,kita bisa melihat pemandangan yang menajubkan dari atas komplek pemakaman, di karnakan komplek makam di kelilingi oleh laut yang begitu indah.tetapi sangat di sayang kan areal komplek belum tersentuh listrik sama sekali.
di area makam po teumeruhom terdapat 9 makam lagi di dalam nya di sisi kanan , di sisi kanan po teumeruhom ada 7 makam dan di sisi kiri makam po teumeruhom ada 2 makam. Di dekat makam ada sebuah guci besar yang di prrcayai oleh masyarakat bahwasanya air di dalam guci tersebut mampu menyembuhkan penyakit,memberikan keberuntungan dan lain sebagai nya menurut kepercayaan masing-masing,bahkan banyak para orang tua memandikan anak nya dengan air guci tersebut.
guci tua tersebut di perkirakan sudah ada sejak po teumeruhom wafat.
PO TEUMURUHOM bernama asli SULTHAN SALATIN ALAIDDIN RI’AYATSYAH
 penjaga makam

 
Di atas lagi makam po teumeruhom terdapat lagi makam PO DEDU UJONG tapi sangat menyedih kan makam po dedu ujong sangat memperihatin kan dikarnakan Cuma ada 2 buah batu besar dan 1 buah guci yang menandakan makam tersebut.
po teumeruhom dengan poi dedu ujong masih ada sangkut paut nya,tetapi ketika kami menanyakan pada penjaga makam tentang hubungan po teumeruhom dgn po dedu ujong penjaga makam tidak mampu menjelaskan nya.
jarak dari makam po teumeruhom dengan po dedu ujong lebih kurang 20 menit  berjalan kaki dengan medan yang lumayan sulit di tempuh, naik turun bukit kecil dan tak ada jalan yang pasti menuju ke makam tersebut. Tim KPESN pun sempat mengalami sedikit kesulitan sewaktu mencari arah jalan pulang Di karnakan hujan turun yang menghambat penglihatan kami.
Makam po dedu ujong sama sekali tidak terawatt, di abaikan begitu saja padahal po dedu ujong adalah salah satu indatu dari rakyat aceh.
Sesampai nya tim KPESN di makam po dedu ujong tim berusaha menata kembali makam po dedu ujong dengan membuat pagar alakadar nya dari ranting-ranting pohon yang terdapat di sekitar makam,tim bekerja sama dengan saling bahu membahu tampa mengharap kan apapun untuk menandai bahwasanya ini lah salah satu makam indatu aceh yang harus kita lestarikan.
sdr. rian sedang menulis


Sumber yang kami dapat kan dari penjaga makam po teumeruhom dulu kira-kira 2,3 bulan yang lalu pernah ada mualaf yang datang dari banda aceh untuk melihat makam po dedu ujong tapi sewaktu mereka pergi ke lokasi makam po dedu ujong.makam tersebut tidak berhasil di temukan padahal yang membawa mereka ke makam po dedu ujong adalah penjaga makam po teumeruhom tersebut.
dan Alhamdulillah nya sewaktu tim KPESN datang untuk melihat makam po dedu ujong dengan pemandu yang sama, makam tersebut berhasil di temukan oleh pemandu atau penjaga makam po teumeruhom. Bisa di katakan di antara pengunjung-pengunjung yang sudah berkunjung ke  makam po teumeruhom, bisa di katakan tim KPESN Lah yang pertama kali bisa melihat dan membersihkan langsung makam dari po dedu ujong dari sekian banyak pengunjung makam po teumeruhom.

makam dedu ujong yang sudah dipagari ala kadar oleh tim ekspedisi

 tim perempuan, berdiskusi 


 Munggkin Cuma ini yang bisa saya sampaikan .
apa  bila tulisan  saya ini menurut anda berlebihan sudi kiranya mohon di katakan.
dan apa bila tulisan saya ini kurang tepat atau tidak sesuai menurut pembaca saya mohon dari  si pembaca di perjelas.
karna saya menulis ini dari apa yang saya lihat dan dari apa yang saya dengar. Dan jujur saya bukan lah penulis, saya hanya lah anak muda yang peduli akan sejarah.


oleh :  Afriansyah ( rian)
 
Jumat, 08 Februari 2013



Riwajat Atjeh mengenal wanita2 besar jang memegang peranan• dalam bidang politik, militer, pemerintahan, sosial, pendidikan, adat dan pemerintahan Atjeh.Wanita Atjeh tampil kedepan mengendalikan Keradjaan pada abad ke 17 seperti Sri Ratu Safiatuddin, Sri Ratu Nurul Alam, Sri Ratu Zakiatuddin, Sai Ratu Kamalatsjah dan Laksamana Keumala Hajati.
Politik luar negeri Sulthanah ini tegas tak mengenal kompromi dengan kolonialis dan susunan pemerintahan dimana perlu diperbaiki. Malahan untuk menambah keuangan Negara, diadakan padjak rumah tangga. Nurul Alam pandai bahasa Urdu dan Arab, sehingga hubungan politik dengan luar negeri bertambah lantjar, istimewa dengan negeri2 Islam. Ada Djenderal Laut seperti Laksamana Keumala Hajati jang telah memperlihatkan kemampuannja sebagai Admiral Wanita jang ulung pada penghudung abad X V I . Agaknja Benua Asia belum mengenal Admiral wanita sehebat Malahajati. Didarat Djendcral2 Wanita berketjimpung dimedan perang antara lain Tjut njak Dca, Tjut Meutia, Po tjut Asiah, Tjutpo Patimah, i'otjut Meurah, Potjut Baren dan lain-lain. Mereka dengan pakaian berwarna hitam, tjelana pandjang jang praktis bergerak dimedan pertempuran.
Tjutnjak Dien mengembara dihutan, bergerilja, sampai ditawan oleh tentera Beianda dan meninggal dalam pembuangan di Sumedang Djawa Barat. Tjut Meutia gugur dimedan perang. Potjut Asiah dengan suara lantang mengusir Belanda jang tjoba membantunja untuk membalut luka jang kena peluru. Dia lebih suka tewas daripada mendapat bantuan lawan. Potjut Patimah, isteri Tgk di Barat madju kedepan ketika suaminja kena tembakan. Belum sempat mempcrsiapkan diri, tembakan kedua menembusi dadanja dan dada suaminja tahun 1912. Kisah jang merawankan. Zentgraaff menulis: „Saja hanja hendak mengata kan bahwa tiap2 bangsa, djuga bangsa Belanda, akan merasa banega djika dapat menundjukkan perbuatan para wanitanja jang menjamai perbuatan wanita Atjeh". Wanita Atjeh mampu memberi keputusan tjepat dan bertindak, tidak hanja dalam damai, lebih2 dalam perang. Tahan menderita lahir batin. Bertahun2 tak djumpa suami, namun ia tetap setia. Nasi bungkus dan doa selamat diutjapkan bila suami bcrangkat Lamedan djihad.


Anak jang tinggal dididiknja dengan dendang dan njanji kepahlawanan, sedjak dari ajunan. Isteri2 jang ditinggalkan disawah dan dilesung padi inca janji kan doa bagi keselamatan suamija.

Do ida idang
Geulajang ka putoh taloë
Beureudjang rajek boh haté nang
Tadjak muprang büa nanggroë.
Dö ida idang
Bak keutapang ditengah nanggroë
'Oh rajek gata hai uleebalang
Djak bantu prang radja nanggroë.
Djak kudödö, djak kudódö
Boh tuló ngon boh tjèmpala
'Oh rajek gata hai teungku linto
Djak tjok djudö dalam ngaza.

       cerita ini saya ambil dalam buku aceh yang kaya budaya karya T. Alibasjah Talsya.. Dalam segi bahasa , karya ini masih dalam EYD yang belum diubah seperti yang sekarang ini. Tujuan dari pengambilan bab ini adalah untuk mengingat bahwa seorang wanita juga mampu memimpin dan memutuskan suatu keputusan yang bijak. selain itu, pengambilan sub bab ini untuk mempermudah para pengunjung untuk membaca. jika ingin tau lebih luas tentang budaya Aceh, bisa anda dowload bukunya di Aceh Books. dengan judul Aceh yang Kaya Budaya. Pembahasan diatas merupakan peranan perempuan Aceh dalam era Kerajaan. 

        lanjut cerita kita akan berbicara peranan wanita pada masa sekarang, masa globalisasi.
Peran kaum wanita sekarang ini boleh dibilang sejajar dengan kaum pria. Tak lagi hanya berkutat pada dapur, sumur dan kasur. Untuk urusan-urusan tertentu seperti urusan sosial kemasyarakatan, kesehatan maupun kemanusiaan bahkan sampai dalam bidang politik dan kenegaraan pun kaum wanita sudah ada yang berkecimpung di dalamnya. Memang, jika kita saksikan kemampuan kaum wanita zaman sekarang sudah lebih berkembang di berbagai bidang. Dalam Al Qur’an juga dijelaskan ada tokoh wanita yang mempunyai kemampuan dalam bidang politik dan kenegaraan.

“Sesungguhnya aku dapati seorang perempuan (ratu) yang memerintahi mereka (namanya Bulqis) sedang dia mempunyai segala sesuatu dan tahta kerajaan yang besar”. (QS. An Naml : 23).
       Pendapat yang tegas dari Ingrid Kansil (Anggota Komisi VIII DPR RI), tentang wanita adalah bahwa seorang wanita harus bisa mengkombinasikan sifat lembut dan tegas saat menghadapi laki-laki dan anak-anaknya.  Kapan harus bersifat lembut dan kapan harus bersifat tegas disesuaikan dengan situasi yang ada.  Dalam berkeluarga, seorang isteri harus mampu membentuk keluarga dengan memotivasi untuk rajin beribadah sebenar-benarnya sehingga karakter dan mentalnya menjadi kuat.  Selain itu keterbukaan merupakan kebiasaan bagi semua anggota keluarga.

       sebenarnya, jika kita melihat secara historis ,emansipasi wanita bukan hanya pada masa  kartini seorang yang berupaya mengangkat harkat dan martabat seorang kaum perempuan. jika kita memandang kebelakang ( sejarah ) banyak perempuan- perempuan yang sudah memperlihatkan bahwa mereka mampu bersaing dengan para lelaki. seperti contohnya, Ratu- ratu Aceh, Cut mutia, Cut nyak Dhien, Laksamana Malahayati dan kawan seperjuangan beliau. jika kita melihat lebih jauh , ada istri Nabi Muhammad yaitu Khadijah yang ikut serta berjihat dalam menyebarkan agama Allah.

sumber ; T. Alibasjah Talsya.( aceh yang kaya budaya)
http://halamanputih.wordpress.com/tag/peran-wanita-jaman-sekarang/
http://www.rakanmasjid.com
http://www.batan.go.id
http://sejarah.kompasiana.com

oleh Rizki Rasnawi


KHANDURI BULUKAT
Oleh: T.A. Sakti
TERTARIK pada artikel  ( Humam Hamid )  Harian Merdeka Jum’at, 9 Juli 1982 berjudul  ” HIKAYAT MALEM DIWA –  Sebuah potret Nilai Masya­rakat Aceh”  (hlm VII); penulis ingin menambahkan tentang tradisi Aceh. yang pernah disinggung di dalamnya. Tradisi dimaksud adalah Khanduri Bulukat (kenduri ketan).
Sebenarnya, bukan hanya ketika memulai membaca atau membicarakan Hikayat Malem Diwa, masyarakat Aceh mengadakan Khanduri Bulukat. Hampir pada semua upacara, bulukat (ketan) turut dihidangkan. Sudah pasti dengan berbagai tujuan pula. Kalau sewaktu membaca Hikayat Malem Diwa, tujuannya untuk mengambil berkat dan menghindarkan kemurkaan tokoh Malem Diwa; pada acara acara yang lain ada maksud tertentu pula. Ketan, mempunyai arti simbolis, bulukat selain sebagai makanan enak, juga merupakan makanan yang berkah, keramat dan memiliki unsur magis. Tentu saja keberkahan yang diharapkan itu datangnya dari Allah SWT.
Daerah Aceh, terkenal dengan tempat tempat pengajian yang merata disetiap desa. Tempat pengajian ini biasa disebut Dayah Gampong (Pesantren desa). Setiap anak berumur 7 tahun diantarkan orang tuanya ke dayah Gampong, biasanya diadakan di Meunasah atau dirumah seorang Teungku di sebuah desa. Meunasah, berasal dari bahasa Arab; Madrasah artinya tem­pat belajar. Meunasah (nama Langgar di Aceh), berfungsi sebagai mengantarkan anaknya, baik laki-laki maupun perempuan pasti menjinjing (tijik) piring ketan kerumah Teungku (guru nga­ji). Bulukat yang dibawa itu lebih sering orang pakai talam (tafsi). Ini karena; ketan bukan hanya sebagai buah tangan bagi Teungku seorang, melainkan untuk semua murid yang sedang mengaji disitu. Setiap murid, pasti sangat gembira, bila suatu hari ada seorang anak baru, yang diantarkan ketempat pengajiannya. Betapa tidak, selain dapat teman baru, kesempatan makan bulukat adalah suatu kejadian yang selalu dinantikan.  Secara simbolis membawa ketan bila mengantar anak mengaji, supaya semua pelajaran melekat di otak, ingatan kuat, karena ketan itu banyak getah, perekat. Anak diantar pada hari Rabu. Ketan yang dibawa biasanya bulukat u tuwot (ketan pakai kelapa yang diaduk gula pasir atau manisan). Kalau diaduk manisan, warna kukuran kelapa memerah. Hingga disebut bulukat u merah. Ketika si orang tua menyerahkan anaknya pada Teungku, ia mengucapkan: Aneuk Ion Ion jak jok keu droe neuh neupeubeut. ‘Neupoh, meubek capiek ngon buta, laen bak nyan hukom Teungku” (Anak saya, saya serahkan pada anda, ajarlah dia; boleh dipukul asal jangan sampai pincang dan buta; lain dari itu terserah sama Teungku). Sejak itu, anak menjadi murid sah dari seorang guru ngaji.
Setelah seorang aneuk miet beuet (anak penga­jian) dapat menyelesaikan belajar setengah dari Kitab Al Qur’an, sekali lagi anak anak di penga­jian datang kesempatan melahap bulukat. Setengah dari Al Qur’an adalah Juz Subhanal-lazi atau Juz yang ke 15 dari Al Qur’an yang 30 Juzu’ itu. Tepatnya sampal pada kalimat Walya Thalaththaf, yang sering dicetak tebal pada Al Qur’an. Ketan kali ini disebut Bulukat Juz teungoh (ketan Juz tengah). Seterusnya, bila seorang anak telah menamatkan AlQur’an, lagi lagi diadakan khanduri bulukat. Namanya bulukat peutamat Quru’an (ketan khatam Al-Qur’an). Sebelum seseorang anak diajarkan Kitab kibab Fiqah (Hukum Islam), terlebih dulu ia mengulang belajar Al Qur’an beberapa kali khatam (tammat) lagi.
Hubungan pribadi para murid di sebuah pengajian cukup harmonis dan akrab (di Jawa antara para Santri). Kalau di Aceh, besar kemungkinan karena tradisi khanduri bulukat di setiap pengajian, hampir setiap hari seorang murid dapat menikmati bulukat. Kalau tidak dibawa oleh orang tua yang mengantar ngaji anaknya, dibawa oleh mereka yang belajar setengah Al Qur’an (bulukat Juz teungoh) ataupun oleh seorang anak yang sudah khatam Al Qur’an. Lihat, betapa harmoninya hubungan antara mereka. Inilah faktor pendukung kekuatan masyarakat Aceh menahan intervensi Belanda dulu, hingga mereka terpaksa melawan gerilyawan Muslimin selama 70 tahun (1873-1910 perang total, 1910-1942). Setiap syuhada’ Aceh berasal dari Dayah (Pesantren) atau paling kurang pernah belajar di Dayah Gampong (Pesantren Desa). Namun sayang, dewasa ini jumlah Dayah Gampong semakin menciut.
Nazar
Terlepas pro dan kontra, kita tidak boleh membantah kenyataan, bahwa sebagian kecil masyarakat Aceh juga bernazar (meukaoy) pada kuburan ulama. Di Banda Aceh dan sekitarnya terkenal kuburan Teungku Syiah Kuala (Syekh Abdurrauf), yang dianggap masyarakat sebagai seorang Wali pertama yang menyebarkan Islam di Tanah Serambi Mekkah (Aceh). Anggapan masyarakat, tidak kurang seperti penghormatan masyarakat Jawa terhadap Wali Sembilan (Wali Songo). Kalau di Lam Meulo Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie dan sekitarnya, terkenal kubur Teungku Musa. Begitu pula dengan masyarakat di tempat tempat lain. Pada kuburan kuburan Wali ini mereka melepaskan nazar. Dengan mengucapkan “Ya Ilahy Waya Rabby, beureukat Makkah, beureukat Madinah, beureukat Nabi nabi ngon sahabat, beureukat bandum Aulia ngon Ulama, neubri beu puleh aneuk Ion Ya Allah, Ion peulheuh kaoy saboh pingan bulukat ngon seudeukah dua sen, bak kubu Teungku Pulan” (Wahai Ilahy, hai Tuhanku, dengan keberkatan Mekkah, Medinah, Nabi-nabi, para sahabatnya, berkat semua Wali dan Ulama, sembuhkanlah  anakku wahai Tuhan, saya lepaskan nazarku satu piring ketan dan sedekah sejumlah uang, pada kuburan Teungku Polan (disebutkan namanya).
Dengan demikian terikatlah seseorang dengan nazarnya. Bila anaknya sembuh misalnya, ia akan melepaskan nazar itu dengan sepiring Bulukat dan uang seperti yang dijanjikan. Ketan itu dibagikan kepada orang orang yang berada disekitar kuburan Wali. Biasanya juga bulukat u tuwot.
Kenduri Selamatan sepanjang tahun, banyak diadakan masyarakat Aceh. Hingga kalau ditinjau dari segi ekonomi merugikan.  Namun, sudah berabad-abad, masyarakat tidak pernah menilai dari untung rugi, tapi mengharapkan rasa aman, tenteram, bahagia dengan keberkatan, yang dianugerahkan Allah SWT. Diantara jenis jenis selamatan, ialah Selamatan Tahunan (Khanduri Thon), naik rumah baru (ek u rumoh baro), Ken­duri orang mati (Nujoh), Selamatan khitan (Khanduri koh boh aneuk) dan lain lain. Semua jenis selamatan ini bila orang mampu, biasanya menyembelih kambing, biri biri, lembu ataupun kerbau.
Sehari sebelum acara, seluruh penduduk desa di undang untuk datang. Pagi pagi sekali warga desa khususnya laki laki telah berkumpul di bawah rumah atau di balai balai orang yang punya hajat. Sebagai santapan pagi, para tamu disuguhi segelas kopi dan seceper ketan (saboh cupe bulukat). Bulukat yang dihidangkan itu , disebut bulukat u teuprue. Karena kukuran kelapa tidak dimasak dulu, tapi hanya ditaburi gula. Setelah makan bulukat serta menikmati kopi para penduduk desa melaksanakan tugas masing masing, sesuai dengan keahliannya. Bagi yang berbakat menguliti kambing, ia mengikuti Teungku (Imam desa) yang menyembelih ternak. Sebagian lagi mengupas buah nangka, pisang, kates muda sebagai gulai (lauk). Sedangkan sebagian lainnya membuat dapur besar. Selain untuk dimakan sendiri, penduduk desa juga melayani para tamu dari desa lain yang di undang oleh tuan rumah.
Acara tepung tawar (peusijuek) cukup membudaya di Aceh. Setiap mendirikan rumah baru, pengantin baru (Dara Baro & Linto Baro), mendirikan Meunasah, menyukat padi disawah, membuka jalan baru desa, menggali saluran air, membikin empangan sungai (peugot neulop baro) dan lainnya, dimulai dengan acara tepung tawar. Pada acara acara seperti itu satu baki besar (tafsi rayek) bulukat telah siap dihadapan yang hadir ketika itu. Selesai acara peusijuek (arti litterlyk; mendinginkan), bulukat tersebut dimakan bersama sama. Saat rakyat desa paling sering makan bulukat adalah ketika mereka mulai turun kesawah sampai selesai panen. Waktu hari pertama membajak, kenduri ketan disediakan/bagi orang yang lalu lalang disekitar sawah. Bulukat peu phon meu ‘ue (ketan mulai membajak) namanya. Waktu menanam padi (seumula), juga diadakan khanduri bulukat. Anak-anak yang rajin pergi ke sawah tentu kenyang perutnya. Mengirik padi (ceumeulho) ser­ing diadakan secara gotong royong. Selesai bekerja, oleh tuan rumah disuguhi bulukat ceumeulho. Kuah bulukat dibuat dari santan campur pisang, nangka, yang dimasak. Jika pisang, disebut bulukat kuah tuhe, sedang bila pisang tidak dimasak disebut bulukat pisang thok (ketan pisang digiling). Namun dari semuanya yang paling enak adalah bulukat boh drien (ketan durian). Seeedaaaaaappp!.

( Sumber: Harian “Merdeka”, Jakarta, Sabtu, 28 Agustus 1982 halaman VII ).
http://tambeh.wordpress.com/2013/01/
Jumat, 01 Februari 2013
makam teuku chik pante kulu

Hikayat Prang sabi

Salam alaikom walaikom teungku meutuah
Katrok neulangkah neulangkah neuwo bak kamoe
Amanah nabi...ya nabi hana meu ubah-meu ubah
Syuruga indah...ya Allah pahala prang sabi

Ureueng syahid la syahid bek ta khun mat
Beuthat beutan...ya Allah nyawoung lam badan
Ban sar keunung la keunung senjata kaf la kaf
Keunan datang...ya Allah pemuda seudang

Djimat kipah la kipah saboh bak jaroe
Jipreh judo woe ya Allah dalam prang sabi
Gugur disinan-disinan neuba u dalam-u dalam
Neupuduk sajan ya Allah ateuh kurusi

Ija puteh la puteh geusampoh darah
Ija mirah...ya Allah geusampoh gaki
Rupa geuh puteh la puteh sang sang buleuen trang di awan
Wat tapandang...ya Allah seunang lam hatee

Darah nyang hanyi nyang hanyi gadoh di badan
Geuganto le tuhan...ya Allah deungan kasturi
Di kamoe Aceh la Aceh darah peujuang-peujuang
Neubi beu mayang...ya Allah Aceh mulia

Subhanallah wahdahu wabi hamdihi
Khalikul badri wa laili adza wa jalla
Ulon peujoe poe sidroe poe syukur keu rabbi ya aini
Keu kamoe neubri beusuci Aceh mulia

Tajak prang meusoh beureuntoh dum sitre nabi
Yang meu ungkhi ke rabbi keu poe yang esa
Soe nyang hantem prang chit malang ceulaka tubuh rugoe roh
Syuruga tan roeh rugoe roh bala neuraka

Soe-soe nyang tem prang cit meunang meutuwah teubuh
Syuruga that roeh nyang leusoeh neubri keugata
Lindong gata sigala nyang muhajidin mursalin
Jeut-jeut mukim ikeulim Aceh mulia

Nyang meubahagia seujahtera syahid dalam prang
Allah peulang dendayang budiadari
Oeh kasiwa-sirawa syahid dalam prang dan seunang
Dji peurap rijang peutamong syuruga tinggi

Budiyadari meuriti di dong dji pandang
Di cut abang jak meucang dalam prang sabi
Oh ka judo teungku syahid dalam prang dan seunang
Dji peurap rijang peutamong syuruga tinggi




hikayat prang sabil adalah hikayat yang di rangkai oleh teuku chik pante kulu. isi dari hikayat berguna untuk meningkatkan semangat juang para pejuang aceh terdahulu. dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan indonesia. namun apa daya beliau telah meninggal tak mampu membuat hikayat- hikayat selanjutnya.



foto ini diambil ketika melakukan meuseraya di komplek makam beliau. tidak banyak yang bisa kami berikan, mungkin sebagai bentuk kepedulian kami, hanya ini yang bisa di perbuat.




foto bersama MAPESA dan keluarga teuku chik pante kulu



















I. Pendahuluan
Mahasiswa adalah generasi muda yang akan menjadi pemimpin pada masa mendatang. Para calon pemimpin tentu harus memiliki kecerdasan, wawasan, semangat juang, dan rasa cinta terhadap tanah air. Dengan bermodalkan hal-hal tersebut, akan lahir para pemimpin bangsa yang handal dan mumpu, cerdas, berwawasan luas, memiliki semangat juang, dan cinta tanah air. Pemimpin yang diharapkan adalah pemimpin yang mempunyai Karakter. Salah satu cara membangun karakter adalah membekali diri agar mereka nanti mampu memimpin bangsa dengan nilai-nilai sejarah bangsanya, seperti nilai-nilai kepahlawanan para pahlawan bangsa masa lalu.
Kunjungan dan kuliah lapangan objek-objek sejarah merupakan salah satu sarana yang mampu membekali para mahasiwa untuk mengembangkan wawasan , menumbuhkan semangat juang, dan menanamkan rasa cinta  terhadap sejarah sendiri. Salah satu objek sejarah yang cocok untuk tujuan yang telah disebutkan sebelumnya adalah kunjungan ke Aceh Utara. Oleh karenanya Himpunan Mahasiswa Sejarah bisa mengorganisir kegiatan kunjungan lapangan tersebut.
Pentingnya ekspedisi ke Aceh Utara karena selain terdapat makam Cut Mutia wilayah ini juga terdapat situs-situs sejarah yang penting di kunjungi seperti makam Sultan Malikul Saleh. Oleh karenanya kunjungan ini terasa sangat penting terhadap mahasiswa sejarah.

II. Nama Kegiatan
“ Ekspedisi dan bakti sosial ke makam  Cut Mutia dan Makam Sultan Malikul Saleh’’
III. Tema Kegiatan
“ Melalui kegiatan Ekspedisi tempat bersejarah, kita bangun generasi muda yang cerdas,berwawasan luas,dan menciptakan rasa untuk menjaga aset kebudayaan aceh”
IV. Tujuan dan Target
a.   Tujuan
1.      Memberikan pengayaan pengetahuan lapangan serta menumbuhkan ketertarikan terhadap kegiatan lapangan terutama mata kuliah Sejarah Aceh
2.      Memberikan pengetahuan tentang peninggalan situs –situs sejarah Aceh
3.      Dapat menyusun dan mempublikasikan tulisan ilmiah tentang situs-situs sejarah Aceh untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sejarah daerah tentang situs-situs sejarah yang ada di daerah Aceh Barat dan sekitarnya.

b.      Target
1.         Tumbuhnya ketertarikan terhadap budaya sendiri.
2.         Meningkatnya pengetahuan mahasiswa sejarah Fkip Unsyiah tentang sejarah lokal Aceh.
3.         Mempublikasikan tulisan ilmiah tentang situs-situs sejarah di Aceh Utara.
V. Landasan Kegiatan
1.      Pancasila
2.      Undang-Undang Dasar 1945
3.      Tri Drama Perguruan Tinggi
4.      Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5.      Program kerja Himpunan Mahasiwa Sejarah ( HIMAS ) Fkip Unsyiah.

VI. Pemateri
1.        Drs. Rusdi Sufi, Dosen Jurusan Sejarah/ Kepala PDIA
VII. Peserta  kegiatan
   Peserta kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa sejarah “
VIII. Pelaksanaan Kegiatan
1.      Objek Sejarah yang Di Kunjungi
Objek-objek yang akan dikunjungi adalah:
a.       Makam Cut Mutia
b.      Makam Sultan Malikul Saleh
2.      Pelaksanaan
Kegiatan Karya Wisata ini dilaksanakan pada :
Hari
/tgl             : sabtu dan minggu  tanggal 9 dan 10 Desember 2012
Tempat             : Aceh Utara.
IX. Peserta  kegiatan
   Peserta kegiatan ini adalah mahasiswa sejarah letting 2010
X. Sekretariat dan Contact Person
Sekretariat dan contact person
Gedung Ruang Kuliah Umum III, Lantai 2,
 Kampus Unsyiah Darussalam - Banda Aceh
Contact Person : 085295513845 an. Ketua panitia.
XI. Susunan Panitia terlampir
XII. Rencana Anggaran terlampir
XIII.Penutup
Demikianlah proposal ini kami susun untuk digunakan dengan semestinya agar dijadikan pedoman dalam kegiatan pelaksanaan Kunjungan dan bakti sosial ke makam  Cut Mutia dan Makam Sultan Malikul Saleh, serta menjadi bahan pertimbangan bagi semua pihak yang dengan keikhlasannya bersedia membantu baik dalam bentuk moril maupun materiil dalam pelaksanaan kegiatan ini. Semoga niat baik ini mendapat ridho dari Allah SWT
                                                                                   Darussalam, 14 November 2012
                                                                                                Panitia Pelaksana

           Ketua panitia                                                                Sekretaris panitia

                                                                   
                                                                 

                                                Mengetahui:
BEM FKIP Unsyiah                                                   Pengurus HIMAS


                                                              \
            Ketua Umum                                                              Ketua Umum

                                                             Menyetujui:

                                        
 


Lampiran I
Struktur Kepanitia


LAMPIRAN II
Rancangan Anggaran Biaya








Kesekretariatan
No
Nama Item
Jumlah
Harga Satuan
Pengeluaran
1.
Proposal Kegiatan

20
Rp.
10.000
Rp.
200.000
2.
Laporan Kegiatan

7
Rp.
5.000
Rp.
35.000
3.
Print



Rp.
50.000

Sub Total
Rp.
285.000








Humas dan Dana Usaha
No
Nama Item
Jumlah
Harga Satuan
Pengeluaran
1.
Uang Bensin

 5
 Rp.
10.000
Rp.
50.000
2.
Telepon

 5
 Rp.
10.000
Rp.
50.000

Sub Total
Rp.
100.000

















Transportasi
No
Nama Item
Jumlah
Harga Satuan
Pengeluaran
1.
1.
Uang sewa mobil  untuk 2 hari

4
Rp. 1.000.000

Rp
4.000.000
2.
Uang bensin

4
Rp.
500.000
Rp.
2.000.000
3.
Uang rokok supir

4
Rp.
10.000
Rp.
40.000
4.
Parkir

6
 Rp.
1.000
Rp.
6.000

Sub Total
Rp.
6.046.000








Konsumsi
No
Nama Item
Jumlah
Harga Satuan
Pengeluaran
1.
Makan & minum peserta
150
Rp.
10.000
Rp.
1.500.000







Sub Total
Rp.
    1.500.000








Publikasi dan Dokumentasi
No
Nama Item
Jumlah
Harga Satuan
Pengeluaran
1.
Spanduk
2
Rp.
100.000
Rp.
200.000
2.
Batre kamera
6
Rp.
10.000
Rp.
60.000
3.
Cuci cetak




Rp.
50.000

Sub Total
Rp.
310.000












Lain-lain
No
Nama Item
Jumlah
Harga Satuan
Pengeluaran
2.
Survey (5 orang)

5
Rp.
30.000
Rp.
150.000

Sub Total
Rp.
150.000

Jumlah total
8.364.000