RIZKI RASNAWI

Facebook

Blogger templates

Blogger news

Blog Archive

Pengikut

Total Tayangan Halaman

KPESN. Diberdayakan oleh Blogger.
Jumat, 08 Februari 2013



Riwajat Atjeh mengenal wanita2 besar jang memegang peranan• dalam bidang politik, militer, pemerintahan, sosial, pendidikan, adat dan pemerintahan Atjeh.Wanita Atjeh tampil kedepan mengendalikan Keradjaan pada abad ke 17 seperti Sri Ratu Safiatuddin, Sri Ratu Nurul Alam, Sri Ratu Zakiatuddin, Sai Ratu Kamalatsjah dan Laksamana Keumala Hajati.
Politik luar negeri Sulthanah ini tegas tak mengenal kompromi dengan kolonialis dan susunan pemerintahan dimana perlu diperbaiki. Malahan untuk menambah keuangan Negara, diadakan padjak rumah tangga. Nurul Alam pandai bahasa Urdu dan Arab, sehingga hubungan politik dengan luar negeri bertambah lantjar, istimewa dengan negeri2 Islam. Ada Djenderal Laut seperti Laksamana Keumala Hajati jang telah memperlihatkan kemampuannja sebagai Admiral Wanita jang ulung pada penghudung abad X V I . Agaknja Benua Asia belum mengenal Admiral wanita sehebat Malahajati. Didarat Djendcral2 Wanita berketjimpung dimedan perang antara lain Tjut njak Dca, Tjut Meutia, Po tjut Asiah, Tjutpo Patimah, i'otjut Meurah, Potjut Baren dan lain-lain. Mereka dengan pakaian berwarna hitam, tjelana pandjang jang praktis bergerak dimedan pertempuran.
Tjutnjak Dien mengembara dihutan, bergerilja, sampai ditawan oleh tentera Beianda dan meninggal dalam pembuangan di Sumedang Djawa Barat. Tjut Meutia gugur dimedan perang. Potjut Asiah dengan suara lantang mengusir Belanda jang tjoba membantunja untuk membalut luka jang kena peluru. Dia lebih suka tewas daripada mendapat bantuan lawan. Potjut Patimah, isteri Tgk di Barat madju kedepan ketika suaminja kena tembakan. Belum sempat mempcrsiapkan diri, tembakan kedua menembusi dadanja dan dada suaminja tahun 1912. Kisah jang merawankan. Zentgraaff menulis: „Saja hanja hendak mengata kan bahwa tiap2 bangsa, djuga bangsa Belanda, akan merasa banega djika dapat menundjukkan perbuatan para wanitanja jang menjamai perbuatan wanita Atjeh". Wanita Atjeh mampu memberi keputusan tjepat dan bertindak, tidak hanja dalam damai, lebih2 dalam perang. Tahan menderita lahir batin. Bertahun2 tak djumpa suami, namun ia tetap setia. Nasi bungkus dan doa selamat diutjapkan bila suami bcrangkat Lamedan djihad.


Anak jang tinggal dididiknja dengan dendang dan njanji kepahlawanan, sedjak dari ajunan. Isteri2 jang ditinggalkan disawah dan dilesung padi inca janji kan doa bagi keselamatan suamija.

Do ida idang
Geulajang ka putoh taloë
Beureudjang rajek boh haté nang
Tadjak muprang büa nanggroë.
Dö ida idang
Bak keutapang ditengah nanggroë
'Oh rajek gata hai uleebalang
Djak bantu prang radja nanggroë.
Djak kudödö, djak kudódö
Boh tuló ngon boh tjèmpala
'Oh rajek gata hai teungku linto
Djak tjok djudö dalam ngaza.

       cerita ini saya ambil dalam buku aceh yang kaya budaya karya T. Alibasjah Talsya.. Dalam segi bahasa , karya ini masih dalam EYD yang belum diubah seperti yang sekarang ini. Tujuan dari pengambilan bab ini adalah untuk mengingat bahwa seorang wanita juga mampu memimpin dan memutuskan suatu keputusan yang bijak. selain itu, pengambilan sub bab ini untuk mempermudah para pengunjung untuk membaca. jika ingin tau lebih luas tentang budaya Aceh, bisa anda dowload bukunya di Aceh Books. dengan judul Aceh yang Kaya Budaya. Pembahasan diatas merupakan peranan perempuan Aceh dalam era Kerajaan. 

        lanjut cerita kita akan berbicara peranan wanita pada masa sekarang, masa globalisasi.
Peran kaum wanita sekarang ini boleh dibilang sejajar dengan kaum pria. Tak lagi hanya berkutat pada dapur, sumur dan kasur. Untuk urusan-urusan tertentu seperti urusan sosial kemasyarakatan, kesehatan maupun kemanusiaan bahkan sampai dalam bidang politik dan kenegaraan pun kaum wanita sudah ada yang berkecimpung di dalamnya. Memang, jika kita saksikan kemampuan kaum wanita zaman sekarang sudah lebih berkembang di berbagai bidang. Dalam Al Qur’an juga dijelaskan ada tokoh wanita yang mempunyai kemampuan dalam bidang politik dan kenegaraan.

“Sesungguhnya aku dapati seorang perempuan (ratu) yang memerintahi mereka (namanya Bulqis) sedang dia mempunyai segala sesuatu dan tahta kerajaan yang besar”. (QS. An Naml : 23).
       Pendapat yang tegas dari Ingrid Kansil (Anggota Komisi VIII DPR RI), tentang wanita adalah bahwa seorang wanita harus bisa mengkombinasikan sifat lembut dan tegas saat menghadapi laki-laki dan anak-anaknya.  Kapan harus bersifat lembut dan kapan harus bersifat tegas disesuaikan dengan situasi yang ada.  Dalam berkeluarga, seorang isteri harus mampu membentuk keluarga dengan memotivasi untuk rajin beribadah sebenar-benarnya sehingga karakter dan mentalnya menjadi kuat.  Selain itu keterbukaan merupakan kebiasaan bagi semua anggota keluarga.

       sebenarnya, jika kita melihat secara historis ,emansipasi wanita bukan hanya pada masa  kartini seorang yang berupaya mengangkat harkat dan martabat seorang kaum perempuan. jika kita memandang kebelakang ( sejarah ) banyak perempuan- perempuan yang sudah memperlihatkan bahwa mereka mampu bersaing dengan para lelaki. seperti contohnya, Ratu- ratu Aceh, Cut mutia, Cut nyak Dhien, Laksamana Malahayati dan kawan seperjuangan beliau. jika kita melihat lebih jauh , ada istri Nabi Muhammad yaitu Khadijah yang ikut serta berjihat dalam menyebarkan agama Allah.

sumber ; T. Alibasjah Talsya.( aceh yang kaya budaya)
http://halamanputih.wordpress.com/tag/peran-wanita-jaman-sekarang/
http://www.rakanmasjid.com
http://www.batan.go.id
http://sejarah.kompasiana.com

oleh Rizki Rasnawi

0 komentar: